Kisah Marketing Situs Judi Habiskan Gaji Buat Dugem dan Sewa PSK di Filipina

Alvero (bukan nama sebenarnya) baru saja pulang dari Filipina Maret 2024, setelah bekerja selama satu tahun sebagai telemarketing situs judi online.

|

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Alvero (bukan nama sebenarnya) baru saja pulang dari Filipina Maret 2024 lalu, setelah bekerja selama satu tahun sebagai telemarketing situs judi online di sana.

Warga Cilincing, Jakarta Utara itu pulang dalam kondisi sehat walafiat, namun tanpa tabungan.

Alvero tak bisa menahan gelora jiwa mudanya selama merantau ke Negeri Lumbung Padi.

Gaji tiap bulan dipakainya untuk foya-foya.

Nyaris tiap malam, Alvero bersama WNI pegawai situs judi lainnya yang bekerja di Filipina berangkat ke diskotik.

Setelah puas pesta minuman keras, Alvero seringkali membayar perempuan tuna susila untuk memuaskan nafsunya yang sudah di ubun-ubun.

Pada akhirnya, Alvero pulang ke Indonesia tanpa membawa apapun kecuali penyesalan.

"Nggak ada sih, nggak bisa beli apa-apa dari kerja di situs judi, karena kesalahan gua sih," kata Alvero kepada TribunJakarta.com, Rabu (19/6/2024).

"Gua tiap di sana, tiap gajian buat dugem, foya-foya, main cewek, karena di sana cewek-ceweknya gampang semua. Jadi akhirnya gua berada dalam lingkaran setan semua," kelakarnya menyesal.

lihat fotoAlvero (nama samaran), eks admin situs judi online di Jakarta Utara punya cerita. Ia nyaris diciduk polisi, tapi berhasil lolos setelah info penggerebekan bocor hingga sang bandar memulangkan seluruh bawahannya sampai kondisi aman. Kok bisa tahu ya?
Alvero (nama samaran), eks admin situs judi online di Jakarta Utara punya cerita. Ia nyaris diciduk polisi, tapi berhasil lolos setelah info penggerebekan bocor hingga sang bandar memulangkan seluruh bawahannya sampai kondisi aman. Kok bisa tahu ya?

Pria lajang berusia 27 tahun itu mengaku terpaksa bekerja di situs judi karena sudah frustasi mencari pekerjaan di Jakarta.

"Di Jakarta ini gimana ya, kerja susah, persyaratan juga banyak banget, harus ini lah, itu lah, jadi orang mikirnya kayak, frustasi gitu," katanya.

Sebagai seorang lulusan SMA, ia sempat bekerja di beberapa tempat, termasuk menjadi pekerja gudang di salah satu perusahaan jasa pengiriman di Jakarta Timur.

Namun, ketika pandemi Covid-19 merebak, Alvero kena getahnya.

Perusahaan tempat Alvero bekerja harus melakukan pemecatan kepada sejumlah karyawan, termasuk dirinya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved