DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Kakak Kenang Pertemuan Terakhir dengan Sudirman Terpidana Kasus Vina, Tak Bisa Ngobrol Bebas

Beny Indrayana, kakak kandung terpidana kasus Vina Cirebon mengenang pertemuan terakhirnya dengan sang adik. Sungguh pilu?

TRIBUNJAKARTA.COM - Beny Indrayana, kakak kandung terpidana kasus Vina Cirebon mengenang pertemuan terakhirnya dengan sang adik.

Mulanya Beny menegaskan hingga saat ini belum mengetahui dimana Sudirman ditahan.

Pihaknya bahkan sudah mengirimkan surat ke Pihak Kanwil Kemenkumham.

"Kita udah kirim surat ke Kanwil 31 juli belum ada tanggapan," ucap Beny, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube iNews.

Sudirman lalu mengaku terakhir bertemu dengan Sudirman pada 28 Juni silam.

Namun hanya ayah dan ibunya saja yang diizinkan untuk bertemu, Beny hanya mengantarkan.

Kala itu Sudirman dan orangtuannya bertemu di ruangan Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Surawan.

"Terakhir ketemu Sudirman di 28 Juni, itu bapak yang ketemu, saya enggak boleh," kata Beny.

Sudah sekian lama tak bertemu, keluarga dan Sudirman tak bisa mengobrol dengan bebas.

Pasalnya pihak Polda Jabar yang mengontrol pembicaraan.

"Dipertemuan itu dia pakai jaket switer, tapi untuk ngobrol dia bingung," kata Beny.

"Selalu didampingin, enggak bisa ngobrol bebas," imbunya.

lihat fotoKlik Selengkapnya:Toni RM Bongkar Kejanggalan Putusan Kasus Vina. Uya Kuya Colek HP Eky, Rudiana Tanggung Jawab.
Klik Selengkapnya:Toni RM Bongkar Kejanggalan Putusan Kasus Vina. Uya Kuya Colek HP Eky, Rudiana Tanggung Jawab.


Sengaja Disembunyikan?

Ada kecurigaan Polda Jawa Barat (Jabar) 'menyembunyikan' Sudirman dari enam terpidana Kasus Vina Cirebon

Tim DPN Peradi yang menjadi kuasa hukum enam terpidana yaitu Rivaldi, Eka Sandi, Hadi, Supriyanto, Eko Ramadhani dan Jaya, kesulitan menembus Polda Jabar demi bertemu sosok Sudirman.

Bahkan saat awal pemisahan dengan enam terpidana itu, Sudirman sempat mendapatkan kekerasan dari Polda Jabar

Kuasa Hukum Saka Tatal, Titin Prialianti awalnya mengatakan pemisahan Sudirman dari enam terpidana lainnya bermula pada tanggal 23 Mei 2024, dua hari setelah Pegi Setiawan ditangkap.

Sudirman lalu dibawa ke Polda Jabar.

Di hari yang sama, Keluarga Sudirman didatangi oleh Anggota Polres Cirebon Kota dan meminta agar menandatangani kuasa di kertas kosong. 

"Tetapi diketahui itu untuk cabut kuasa dari saya. Lalu tanggal 25 (Mei), kakaknya Sudirman didatangi oleh anggota Polresta Cirebon dan Polda Jabar, waktu itu disebutkan namanya Pak Deni. Kakak Sudirman diminta ke Polda Jabar," ujar Titin seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang pada Jumat (9/8/2024). 

Adapun polisi mengajak Benny Indrayana, kakak Sudirman, ke Polda Jabar untuk menjelaskan bahwa Titin tak lagi menjadi kuasa hukum Sudirman

Seiring berjalannya waktu, keluarga Sudirman susah menemui Sudirman

Bahkan Keluarga Sudirman yang menunjuk Tim Peradi di bawah dari Otto Hasibuan sebagai kuasa hukum barunya kesulitan menemui Sudirman

Pihak Polda Jabar hanya mengizinkan kedua orang tuanya yang bisa bertemu dengan Sudirman

"Tetapi saat (mereka) di dalam, itu dikelilingi oleh anggota kepolisian dari Polda Jabar," ujarnya. 

Namun, jika ingin kembali bertemu, keluarga Sudirman harus meminta izin terlebih dahulu kepada penyidik. 

Bahkan, pernah suatu kali saat awal dipisahkan, Sudirman sempat berkeluh kesah kepada Benny bahwa dirinya mendapatkan kekerasan. 

"Pada tanggal 23 Mei 2024 setelah dilakukan penangkapan (terhadap Pegi), dia (Sudirman) masih mengalami penyiksaan dan disiram air panas. Sempat dikomunikasikan oleh kakaknya," ujar Titin. 

Tidak masuk daftar pemeriksaan Bareskrim

Sudirman diketahui juga tidak masuk di dalam daftar nama pemeriksaan terpidana Kasus Vina Cirebon

Ada kesan bahwa sosok Sudirman yang sulit ditemui dipakai pihak Polda untuk mengkonfrontir keterangan para terpidana lainnya sehingga dapat menjegal mereka mengajukan PK. 

Sebelumnya, sosok Sudirman lah yang pertama kali mengakui perbuatannya dan menunjuk nama-nama para terpidana sebagai pelakunya. 

Menurut Titin, Sudirman mudah dipengaruhi oleh pihak lain dan tidak memiliki keteguhan hati. 

Pasalnya, intelektual Sudirman di bawah standar. 

"Sudirman itu kalau dalam kondisi tertekan iya, dibujuk iya. Sudirman menurut anggota keluarganya tidak memiliki keteguhan hati untuk mengatakan sebenarnya," katanya. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved