Pemilu 2024
3 Tahun Sebelum Diusung PDIP Maju Pilkada Banten, Airin Pernah Akui Megawati Sosok Kartini Panutan
Tiga tahun lalu, saat perayaan Hari Kartini 2021, Airin pernah mengakui Megawati sebagai sosok kartini panutannya.
TRIBUNJAKARTA.COM - Airin Rachmi Diany akhirnya maju Pilkada Banten 2024 bukan diusung partainya, Golkar, melainkan atas usungan PDIP.
Wali Kota Tangerang Selatan 2011-2021 itu menerima langsung surat rekomendasi dari pemimpin tertinggi partai banteng, Megawati Soekarnoputri.
Kendati restu sudah diberikan, Airin sempat dibentak sampai ditunjuk-tunjuk Megawati saat sesi pemberian arahan.
Nama Airin disebut lebih dari sekali dengan nada sinis bahkan teriakan.
Namun ia tidak ambil perasaan alias baper dan menganggap omelan Megawati sebagai bentuk kasih sayang.
Megawati Sosok Panutan
Tiga tahun lalu, saat perayaan Hari Kartini 2021, Airin pernah mengakui Megawati sebagai sosok kartini panutannya.
Sebagai politikus perempuan, ia mengagumi Megawati sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia.
Airin juga menyebut kakak iparnya, Ratu Atut Chosiyah, yang merupakan gubernur perempuan pertama di Indonesia.
Meskipun mengagumi sosok perempuan yang memimpin di ranah politik seperti Megawati dan Atut, Airin tak lupa menyebut ibunya, juga sebagai sosok Kartini panutan.
"Ibu saya, Bu Atut dan Bu Megawati," ujar Airin kepada TribunJakarta.com, Rabu (21/4/2021).
"Perempuan pertama yang bisa masuk ke dunia politik dan birokrasi sebagai gubernur dan presiden pertama di Indonesia," kata Airin.
Dibentak Megawati
Airin menjadi bulan-bulanan Megawati pada acara pengumuman calon kepala daerah PDIP di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2024).
Airin mengenakan pakaian merah bercorak putih dengan kerudung putih di acara tersebut.
Saat sesi pembagian surat rekomendasi, Airin dipanggil maju ke depan.
Bersama sejumlah calon kepala daerah lainnya, ia menerima langsung surat rekomendasi PDIP dari Megawati.
Setelah foto bersama, Airin pun kembali ke tempat duduknya, dan Megawati berpidato memberikan arahan.
Belum lama putri Bung Karno itu berpidato, ia sudah menegur Airin.
Kata Megawati, seharusnya Airin berbusana merah hitam seperti simbol banteng PDIP.
Dengan sorot mata tajam, Megawati menyinggung soal rekomendasi yang diberikannya.
"Saya tadi nanya itu sama Mbak Airin, nanti musti pakai ini lho, merah hitam, lho. Iya lah. Mau dijadikan tapi, coba, masa gak mau pakai merah hitam."
"Terus maunya jadi gimana? Independen, ya cari independen. Betul ndak? Lho itu fair dong. Kalau mau masuk ya masuk, kalau ndak, ya ndak," kata Megawati.
Megawati kembali menyinggung Airin kala berbicara soal stunting.
Menurutnya, angka stunting di Banten harusnya nol, alias tidak ada anak yang boleh stunting.
"Nanti kalau Bu Airin, cepat-cepat itu yang namanya Banten, kalau jadi di situ, stunting kok pakai persen persen, stunting tuh yak nol," tegas Megawati dengan nada tinggi.
Mega, sapaan karib Presiden ke-5 Republik Indonesia itu, meminta Airin harus cerewet mengedukasi para ibu-ibu di Banten agar mau mengurus anak sampai tidak ada yang tengkes.
"Makanya, aduh udah deh nol gitu ya, asal cerewet aja itu bu Airin."
"Saya nih kan dikenalnya cerewet, udah selalu kalau yang enggak senang, Ibu Mega tuh kan, udah perempuan kayak laki, cerewet, saya senang malah," kata Mega.
Mega juga membentak Airin ketika pertanyaan yang dilontarkannya saat pidato, tidak dijawab hadirin secara kompak.
"Kita nih warga negara Indonesia yang sah, punya KTP. Loh kok terus kita di-TSM Betul apa enggak!" tanya Mega.
Sebagian hadirin menjawab "Betul!"
Mega tidak puas. Dengan nada tinggi ia meminta Airin menjawab dengan suara keras.
"Nah lihat, diam toh. Betul apa tidak betul Airin?! Ngomong yang keras!" teriak Mega.
Mega lantas mengultimatum Airin jika kelak menjadi kader PDIP, harus menurut apa kata ketua umum.
'Iya dong, kalau lu sudah masuk PDI lu awas lu ya."
"Loh, saya ketua umum, berdaulat penuh atas partai, dijadikan oleh kongres partai, enggak abal-abal, kalau kalian enggak setuju rakyatku setuju. Ingat jangan kan dipikir Kalian nih elitis gitu loh," tegasnya.
Mega kembali menyinggung Airin kala berbicara soal gaya kepemimpinan yang ideal.
Menurutnya, seorang pemimpin ideal tidak bermanis-manis menjual mimpi ke rakyatnya.
Seorang pemimpin harus realistis sambil memberikan pembelajaran ke masyarakat.
"Dilihat dulu dah pemimpin ini kayak apa toh. Wah kalau kayak hari gini aduh manis banget ya. Kan saya ya diam-diam suka gitu, ngelihatin wow, kayaknya semuanya nanti akan saya lakukan."
"Awas lu Airin kalau lu gitu."
"Oh wah itu kalau orang Jawa bilang tipis lambene, manis semuanya. Semuanya akan beres akan ada perumahan, mereka yang tidak ada tempat akan dibikinkan," kata Mega.
Anggap Bentakan Kasih Sayang
Menanggapi tensi tinggi Megawati memarahi dirinya, Airin tidak baper.
Bagi Airin, peringatan yang disampaikan dengan keras adalah bentuk kasih sayang.
"Oh enggak apa-apa, itu suatu rasa sayang ibu terhadap putrinya, terhadap kami sebagai putra-putrinya," kata Airin
"Itu suatu hal yang jadi motivasi, perempuan tetap kuat, perempuan harus turun ke lapangan, siapapun calon harus turun kan, untuk memastikan apa yg terjadi di lapangan," ujar Airin.
Menurut Airin, Megawati meminta agar semua pihak menjaga perikemanusiaan.
"Bagaimana kita bekerja untuk masyarakat dengan turun langsung ke masyarakat, semua benar, semuanya benar," ucapnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
| PKS Buka Suara soal Faktor Kekalahan di Pilkada Depok, Masih Mendebat Kejenuhan Warga 20 Tahun |
|
|---|
| Pilkada Telah Usai, GMKI Jakarta Suarakan Masyarakat Kembali Bersatu |
|
|---|
| Ulasan Lengkap Pilkada Depok 2024: Peta Suara 11 Kecamatan, Nasib PKS hingga Alasan Imam-Ririn Kalah |
|
|---|
| Aktivis Pemuda NTT di Jakarta Nilai Pilkada 2024 Kondusif: Tidak Terjadi Hal yang Dikhawatirkan |
|
|---|
| Jenuh dan Karakter Rasional Warga Kota Bekasi Jadi Faktor Rendahnya Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.