Parenting

Kurang Kasih Sayang Ayah Berbahaya Bagi Anak, Simak 4 Dampak Negatifnya

Seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis dikenal dengan nama fatherless.

Editor: Siti Nawiroh
Pixabay
Ilustrasi ayah dan anak. Seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis dikenal dengan nama fatherless. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Jangan disepelekan, ternyata ada dampak negatif seorang anak kurang mendapatkan kasih sayang ayahnya.

Seorang anak yang tumbuh bersama ibunya tanpa kehadiran ayah baik secara fisik atau psikologis dikenal dengan nama fatherless.

Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembangnya.

Dikutip dari Kompas.com, Psikolog di Mykidz Clinic Gloria Siagian M.Psi. menuturkan, efeknya tidak hanya dirasakan oleh anak laki-laki, tetapi juga anak perempuan.

Menurut Gloria, setidaknya ada empat dampak fatherless yang membahayakan anak laki-laki dan perempuan.

1. Kebingungan gender

Orangtua adalah panutan atau role model bagi anak dalam segala hal, termasuk seputar gender.

Anak perempuan lebih condong kepada ibunya untuk mengetahui dan mempelajari gendernya, serta bagaimana mereka harus bersikap.

Hal serupa juga terjadi pada anak laki-laki dan ayahnya. Namun, ini tidak dapat terjadi ketika anak tumbuh tanpa sosok ayah.

"Anak laki-laki tidak bisa mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki, karena tidak pernah punya model laki-laki dalam hidupnya, bisa jadi kebingungan mesti apa juga," kata Gloria.

KLIK SELENGKAPNYA: Anak Tiba-tiba Menyendiri Bisa Jadi Tanda Korban Kekerasan, Ini 8 Ciri Lainnya
KLIK SELENGKAPNYA: Anak Tiba-tiba Menyendiri Bisa Jadi Tanda Korban Kekerasan, Ini 8 Ciri Lainnya

2. Haus kasih sayang

Dampak terburuk lainnya adalah haus afeksi atau kasih sayang pada anak perempuan.

Gloria mengungkapkan, ia pernah menelaah penelitian tentang anak perempuan yang menjadi "agresif" perihal afeksi, karena tidak memiliki sosok ayah.

"Karena tidak ada ayah dalam kehidupannya, bisa jadi dia lebih haus pada perhatian laki-laki," paparnya. 

Sebab, anak perempuan tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah, baik dalam bentuk pujian maupun pelukan, sehingga, ketika tumbuh dewasa, ia akan mencarinya dari figur laki-laki lain. 

Ini bisa berdampak dalam hubungan romantis. 

Anak perempuan bisa menjadi lebih mudah dibohongi laki-laki yang ingin memperoleh sesuatu melalui beragam pujian. 

"Karena haus pujian laki-laki, mereka tidak bisa melihat laki-laki ini serius atau tidak begitu dibilang baik atau cantik. Itu karena tidak pernah dengar dari ayahnya, jadi mudah dibohongi," tutur Gloria.

3. Tidak memahami sentuhan yang wajar

Anak dapat memahami sentuhan yang wajar dan tidak wajar dari orangtuanya. 

Anak perempuan dapat diedukasi oleh ibunya, dan melihat contohnya dari sang ayah

Misalnya, ayah tidak pernah menyentuh secara tidak wajar selama mengurusnya. 

Ayah menyentuh anak perempuan secara wajar dengan memberi pelukan, ciuman di pipi atau kening, mengusap kepala, merangkul, atau menggandeng tangan.

"Kalau anak tidak punya itu (sosok ayah dan pengalaman), dia bingung ketika disentuh sama figur laki-laki. Bingung apakah sentuhan yang dirasakan wajar atau tidak," Gloria berujar.

4. Tidak mengetahui peran yang semestinya

Anak laki-laki yang tumbuh fatherless, tidak akan mengetahui peran yang semestinya sebagai seorang laki-laki.

Pasalnya, mereka tidak memiliki contoh tentang bagaimana harus bersikap dalam situasi tertentu, bahkan cara memperlakukan perempuan. 

Kedekatan dengan ayah, akan membuat anak laki-laki bisa bisa belajar dengan mengamati interaksi antara ayahnya dan ibunya.

"Tidak punya contoh harus melakukan apa dalam kehidupan pernikahan dan berkeluarga, tidak bisa menentukan arah yang perlu diambil keluarganya, atau tidak tahu cara memimpin keluarganya," papar Gloria.

Dengan kata lain, kehadiran seorang ayah bukan sekadar sosok pencari nafkah. 

Mereka berperan besar dalam tumbuh kembang anak. 

Hal ini dapat sangat jelas terlihat, ketika ayah terlibat dalam mengurus anak bersama dengan sang ibu. 

"Peran ayah besar dalam kehidupan emosi anak-anak, bukan cuma dari peran ibu," tegas Gloria.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved