Trauma, Siswa Korban Bully SMPN di Depok Kini Tak Mau Lihat Sekolah

Siswa disabilitas yang diduga menjadi korban perundungan pada satu SMPN di Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat mengalami trauma.

Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Siswa disabilitas yang diduga menjadi korban perundungan pada satu SMPN di Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat mengalami trauma.

Wakil Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra mengatakan berdasar keterangan orangtua korban kini bahkan enggan melihat bangunan sekolahnya.

"Korban menunjukkan perubahan sikap sangat cepat dari gesturnya yang menutup muka dan tidak mau lihat sekolah," kata Jasra saat dikonfirmasi di Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (5/10/2024).

Bukan tanpa sebab, merujuk keterangan pihak keluarga korban sudah beberapa kali mengalami perundungan dalam bentuk kekerasan fisik yang diduga dilakukan lebih dari satu pelaku.

Bahkan orangtua korban pun sebelumnya sudah pernah melaporkan kasus pihak sekolah, namun tidak pernah ditangani secara tuntas sehingga korban merasa kecewa.

"Orangtua korban menyatakan setiap di laporkan perlakuan teman-temannya tersebut tidak pernah tuntas ditangani sekolah," ujarnya.

Jasra menuturkan orangtua korban yang sudah membuat laporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Metro Depok kini berharap kasus dapat diusut secara hukum.

Korban pun sudah melakukan proses visum di rumah sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan alat bukti penyelidikan yang ditangani jajaran Satreskrim Polres Metro Depok.

"Pihak orangtua (korban) menyampaikan harapan kepada kepolisian dan para orangtua (di lingkungan sekolah) agar ada penegakan hukum, karena ini sudah berkali-kali terjadi," tuturnya.

Sebelumnya seorang siswa SMPN di Cimanggis, Depok diduga menjadi korban perundungan teman-temannya usai upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Selasa (1/10/2024).

Dalam keadaan tertekan dan tak mampu bercerita korban memukul kaca ruang sekolah hingga pecah, akibatnya urat jari korban putus dan harus menjalani tindakan operasi.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved