Kesehatan

Simak Penjelasan Sindrom Kematian Mendadak alias SDS dan Apa Penyebabnya?

Secara umum, kematian mendadak dapat didefinisikan sebagai kematian yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, akibat penyebab alami.

Editor: Siti Nawiroh
Istimewa/meaningfullife.com
Ilustrasi. Apa itu syndrom kematian mendadak? 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kematian mendadak, istilah yang mungkin sering kita dengar, tetapi jarang kita pahami sepenuhnya. 

Secara umum, kematian mendadak dapat didefinisikan sebagai kematian yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga, akibat penyebab alami.

Sindrom kematian mendadak dikenal juga dengan sebutan (sudden arrhythmic death syndrome/SADS) bisa menyebabkan orang meninggal saat tidur.

Sindrom ini umumnya terjadi pada usia kurang dari 40 tahun tanpa ditemukannya kelainan jantung.

Dikutip dari Cleveland Clinic, sindrom kematian mendadak akibat aritmia adalah kondisi jantung yang memengaruhi sistem kelistrikan jantung sehingga irama jantung tidak normal.

Selain aritmia, menurut studi tahun 2011 dalam Journal of the American College of Cardiology, penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian mendadak pada orang berusia di atas 35 tahun.

Tingkat kematian akibat penyakit arteri koroner mencapai 13,7 per 100.000 orang per tahun untuk mereka yang berusia di atas 35 tahun.

Bagaimana Cara Cacar Monyet Menular dari Hewan ke Manusia? Simak Juga Orang yang Beresiko Kena Mpox
Bagaimana Cara Cacar Monyet Menular dari Hewan ke Manusia? Simak Juga Orang yang Beresiko Kena Mpox

Apa penyebabnya?

Dikutip dari Kompas.com, penyebab SADS adalah irama jantung tidak normal, yang dapat disebabkan oleh mutasi genetik yang memengaruhi sistem kelistrikan jantung.

Ada beberapa jenis sindrom kematian mendadak akibat aritmia yang didasarkan dari penyebab kondisi ini. Jenis SADS meliputi berikut:

Sindrom Brugada, yang terjadi karena takikardia ventrikel polimorfik

Ventrikel Takikardia Polimorfik Katekolaminergik (CPVT), yang terjadi karena takikardia ventrikel

Long QT syndrome (LQTS), yang terjadi karena terlalu lama melakukan repolarisasi atau pengisian ulang untuk detak jantung berikutnya;

Short QT Syndrome (SQTS), yang terjadi karena ventrikel tidak menghabiskan cukup waktu untuk diisi ulang untuk detak jantung berikutnya;

Timothy syndrome, yang merupakan jenis long QT syndrome yang sangat langka;

Wolff-Parkinson-White (WPW) syndrome, yang merupakan takikardia akibat konduksi listrik yang terjadi antara ruang atas dan bawah jantung melalui jalur abnormal.

Apa gejalanya?

SADS dapat menyebabkan kematian mendadak tanpa ada tanda atau gejala yang terlihat sebelumnya.

Namun, beberapa orang bisa merasakan gejala seperti pingsan, kejang, nyeri dada, hingga sesak nafas.

Gejala-gejala di atas dapat terjadi selama aktivitas fisik atau stres emosional, bahkan saat tidur sekalipun, menurut Kemenkes RI.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved