Kesehatan

5 Istilah Penyakit yang Cuma Ada di Indonesia, Bintitan hingga Turun Berok

Beberapa penyakit yang sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari di Indonesia tidak dikenal di dunia medis.

Editor: Siti Nawiroh
freepik
Ilustrasi. Simak lima istilah penyakit yang cuma ada di Indonesia, salah satunya bintitan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Simak lima istilah penyakit yang cuma ada di Indonesia, salah satunya bintitan.

Beberapa penyakit yang sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari di Indonesia tidak dikenal di dunia medis internasional, atau memiliki nama lain yang lebih ilmiah.

Sering kali, penyebutan penyakit yang tidak ada dalam literatur medis ini berdasarkan gejala yang dirasakan atau bahkan mitos yang beredar di masyarakat.

Lantas penyakit apa saja yang istilahnya cuma ada di Indonesia?

  1. Cantengan

Cantengan terjadi ketika ujung kuku tumbuh ke dalam kulit di sekitarnya, menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan bahkan infeksi.

Dikutip dari laman Kemenkes, dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan onikokriptosis atau unguis incarnatus.

Cantengan bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk memotong kuku terlalu pendek, memakai sepatu yang terlalu sempit, atau cedera pada kuku.

Walaupun terdengar sepele, cantengan bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan benar. 

Dalam banyak kasus, kondisi ini memerlukan perhatian medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Selain cantengan, simak empat istilah penyakit lain yang cuma ada di Indonesia:

2. Masuk angin

"Masuk angin" adalah istilah yang sangat sering kita dengar. Biasanya, istilah ini merujuk pada kondisi perut kembung, demam, mengigil, lemas, pegal, mual-muntah, dan lain sebagainya.

Dikutip dari Kompas.com, pada 2016 ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, Dr. Mulia Sp.PD, masuk angin tidak ada dalam literatur kedokteran.

"Jadi, masuk angin itu hanya sebutan orang Indonesia bagi kumpulan gejala tadi," kata Mulia. 

Anti Menyinggung Perasaan, Simak 5 Tips Beri Tahu Teman yang Bau Badan
Anti Menyinggung Perasaan, Simak 5 Tips Beri Tahu Teman yang Bau Badan

Penyebab kondisi ini beragam tergantung pada gejala yang dirasakan. 

Namun, pada intinya, angin tidak masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan sakit. 

Meski sebenarnya punya penyebab yang berbeda, orang Indonesia sering kali melakukan kerokan untuk mengobati masuk angin.

3. Bintitan

Bintitan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan benjolan kecil seperti jerawat di kelopak mata.  

Menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Medula tahun 2023, dalam dunia medis, kondisi ini disebut hordeolum. 
Penyebab kondisi ini adalah infeksi bakteri Staphylococcus di dekat akar bulu mata?. 

Gejala mata bintitan meliputi mata merah, berair, terasa berat, nyeri, dan bengkak.  

Meskipun umumnya tidak berbahaya, bintitan harus ditangani dengan baik agar tidak menyebabkan komplikasi. 
Di Indonesia, ada mitos yang mengatakan bahwa bintitan muncul karena seseorang sering mengintip orang lain mandi.

4. Paru-paru basah

Istilah paru-paru basah sering kali digunakan untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya merujuk pada pneumonia atau radang paru-paru.

Dikutip dari laman Kemenkes, infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung-kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. 

Akibatnya, kantung-kantung udara di paru-paru dipenuhi cairan yang membuat sulit bernapas.

5. Turun berok

Turun berok adalah istilah untuk menyebut nama penyakit yang disebut dengan hernia inguinalis.

Terlihatnya benjolan pada tubuh, khususnya perut atau area selangkangan, sering menjadi gejala paling umum dari turun berok

Dirangkum dari Healthline, hernia inguinalis terjadi ketika usus atau lemak di perut menonjol melalui dinding perut bagian Bawah ke area inguinal atau selangkangan. 

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas fisik yang berat, kehamilan, penuaan, atau gangguan kesehatan tertentu misalnya batuk kronis dan obesitas.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved