Parenting
8 Penyebab Anak Melakukan Bullying, Bisa Karena Pergaulan hingga Dendam
Pelaku dan korban bully tak sedikit masih anak di bawah umur. Bahkan tak sedikit aksi perundungan yang berujung harus dirawat di rumah sakit.
TRIBUNJAKARTA.COM - Simak delapan penyebab anak menjadi pembully, salah satunya karena dendam.
Kasus perundungan masih terus terjadi sampai saat ini.
Baik itu di lingkuhan sekolah, rumah, dan lain-lain.
Pelaku dan korban bully tak sedikit masih anak di bawah umur.
Bahkan tak sedikit aksi perundungan yang berujung harus dirawat di rumah sakit.
Jika kasus itu terjadi di sekeliling kita atau bahkan dilakukan oleh anak kita, orangtua juga perlu melihat kembali pada dirinya, kenapa anak bisa melakukan bullying?
Lantas, apa alasan mendasar sehingga anak bisa melakukan aksi perundungan?
Alasan Anak Melakukan Bully
Ketika bicara soal bullying atau perundungan, penting untuk memahami perilaku itu sendiri.
Menurut sebuah jurnal berjudul "Korelasi Sosial, Perilaku, dan Emosional Perundungan dan Viktimisasi dalam Sampel Berbasis Sekolah" yang dipublikasikan di Journal of Abnormal Child Psychology pada 22 Maret 2015, penyebab di balik perilaku bullying bisa bermacam-macam.
Ini termasuk kurangnya kontrol impuls dan masalah manajemen amarah, hingga keinginan untuk balas dendam dan menyesuaikan diri. Berikut ulasannya lebih lanjut:
1. Kekuasaan
Anak remaja yang ingin memegang kendali kekuasaan rentan menjadi pelaku bullying, seperti dilansir dari Very Wll Family.

Hal ini bisa jadi karena anak merasa tidak mendapatkannya dalam hidup mereka, sehingga berupaya mendapatkannya dalam interaksi sosial.
Mereka juga sangat mungkin hanya berinteraksi dengan orang lain jika sesuai dengan keinginan mereka. Sementara jika tidak mendapatkan sesuai yang diinginkan, mereka akan melakukan perundungan.
Tidak hanya anak perempuan yang menjadi pelaku bullying, anak laki-laki juga bisa menjadi pelaku atau melakukan agresi relasional.
Biasanya, anak yang kuat secara fisik atau memiliki faktor kekuatan lainnya melakukan bullying terhadap anak lain yang dianggapnya lebih lemah atau kecil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.