Parenting

8 Penyebab Anak Melakukan Bullying, Bisa Karena Pergaulan hingga Dendam

Pelaku dan korban bully tak sedikit masih anak di bawah umur. Bahkan tak sedikit aksi perundungan yang berujung harus dirawat di rumah sakit.

Editor: Siti Nawiroh
ISTIMEWA/worldofbuzz.com
Ilustrasi bullying. Pelaku dan korban bully tak sedikit masih anak di bawah umur. Bahkan tak sedikit aksi perundungan yang berujung harus dirawat di rumah sakit. 

Bagi anak yang menjadi atlet, bullying juga dilakukan oleh segelintir orang dalam upaya menghilangkan persaingan dalam tim.

2. Popularitas

Terkadang, bullying adalah manifestasi dari status sosial. Anak-anak yang populer seringkali mengolok-olok anak yang kurang populer dengan melanggengkan agresi relasional.

Popularitas juga bisa membuat mereka lebih mudah menyebarkan rumor dan gosip, terlibat dalam tindakan mempermalukan, dan mengucilkan orang lain.

3. Balas dendam

Beberapa remaja sebelumnya menjadi korban bullying, sehingga mereka mencari cara untuk membalas dendam.

Mereka ini juga merupakan "korban bullying". Terkadang, perilaku mereka dibenarkan karena di sisi lain mereka juga disiksa atau menjadi korban bullying.

Para korban bullying yang menindas anak lain mungkin lega dan merasa dibenarkan atas apa yang mereka alami.

Pada banyak kasus, mereka menargetkan anak-anak yang lebih lebih lemah atau rentan dari mereka. Namun, di lain waktu, mereka juga bisa mengejar orang yang merundung mereka.

4. Masalah di rumah

Anak yang berasal dari keluarga yang kasar lebih mungkin melakukan bullying terhadap anak lainnya karena agresi dan kekerasan orang-orang di rumah menjadi contoh bagi mereka.

Namun, anak-anak dengan orangtua yang permisif atau tidak hadir juga mungkin saja menjadi pelaku bullying.

Bagi mereka, melakukan bullying terhadap anak lain memberikan rasa kekuasaan dan kontrol, yang tidak pernah diterima di dalam kehidupan mereka.

Selain itu, perundungan antar-saudara juga bisa menyebabkan anak menjadi pelaku bullying di sekolahnya. Sebab, ketika kakak atau adiknya menyiksa saudaranya, hal itu dapat menciptakan rasa tidak berdaya terhadap korbannya.

Untuk kembali mendapatkan perasaan berkuasa, maka mereka menindas orang lain, bahkan terkadang meniru perbuatan saudaranya itu.

5. Kenikmatan

Anak yang bosan atau butuh hiburan juga bisa saja berupaya mencari kesenangan dan drama di hidup mereka, salah satunya dengan melakukan bullying.

Hal itu dipilih mungkin karena mereka merasa kurang diperhatikan oleh orangtuanya.

Hasilnya, perilaku bullying menjadi cara bagi mereka mendapatkan perhatian orang lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved