Pilkada 2024

LSI Denny JA Ungkap 3 Kelemahan KIM Plus Bikin RIDO Nyaris Disusul Pram-Rano di Jakarta

LSI Denny JA turut merilis hasil survei terkini mengenai pertarungan di sejumlah wilayah dalam gelaran Pilkada Serentak 2024, termasuk Jakarta.

|

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA turut merilis hasil survei terkini mengenai pertarungan di sejumlah wilayah dalam gelaran Pilkada Serentak 2024, termasuk Jakarta.

Untuk di Jakarta, dalam survei LSI Denny JA, pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus unggul sangat tipis atas pasangan Pramono Anung-Rano Karno.

Elektabilitas RIDO di angka 37,4 persen, sedangkan Pram-Rano 37,1 persen.

Sementara pasangan independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, meraih 4 persen dan 21,5 persen responden belum menentukan pilihannya.

Atas hasil tersebut, Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik LSI Denny JA Sunarto Ciptoharjono dalam paparannya menyebut koalisi gemuk yang mengusung RK-Suswono sejatinya tak efektif.

Ia memaparkan setidaknya ada sejumlah alasan mengapa RK-Suswono tak mampu unggul telak atas Pram-Rano yang hanya didukung PDIP, Hanura dan Partai Ummat.

"Setidaknya ada beberapa alasan. Pertama, mesin partai KIM Plus kurang efektif di Jakarta. 

Banyak pemilih PKS, Golkar, PKB, Demokrat, PPP, dan Nasdem cenderung memilih pasangan Pramono Anung-Rano Karno daripada pasangan yang diusung partai mereka sendiri," kata Sunarto saat merilis hasil surveinya secara daring, Rabu (30/10/2024).
 
Sebaliknya, PDIP lebih solid karena mayoritas anggotanya mendukung pasangan ini.

Sunarto menyebut, ini menjadi pekerjaan besar bagi pasangan berjuluk RIDO tersebut.

"Mengapa pemilih dari partai pengusungnya sendiri, Golkar (Ridwan Kamil) dan PKS (Suswono), lebih banyak memilih Pramono dan Rano Karno. 

Ada jarak yang lebar antara keputusan elit partai dan massa partai," papar Sunarto.

Faktor kedua, ia menyebut pasangan RIDO kurang diterima oleh komunitas Betawi. 

"Rano Karno dengan kisah "Si Doel" lebih menempel di memori pemilih Betawi," tuturnya.

Sedangkan alasan ketiga, popularitas Ridwan Kamil sebanding dengan Rano Karno, dengan angka 97 persen bagi keduanya, yang berarti tidak ada keunggulan signifikan dalam hal pengenalan figur. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved