Viral di Media Sosial
Motor Mogok tapi Tak Punya Uang, Lansia Ini Jual Sarung Buat Beli Bensin, Beruntung Ada Pasutri Baik
Seorang lansia di Jalan Gajah Raya, Semarang, Jawa Tengah tak menyadari jika bensinnya habis.
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang lansia di Jalan Gajah Raya, Semarang, Jawa Tengah tak menyadari jika bensinnya habis.
Motor tuanya pun mati total, namun ia tak memiliki uang sepeserpun lantaran dagangannya belum laku.
Sembari mengenakan helm, ia mendorong motornya menyusuri jalan, berharap ada orang yang mau membeli sarung yang tengah dibawanya.
Ibaratnya seperti barter. Uang hasil jual sarungnya akan dibelikan bensin.
Beruntungnya, ada sepasang suami istri yang melintas di lokasi.
Tanpa basa-basi langsung menawari untuk menstut atau mendorong motor tersebut sampai ke pom bensin.
Berikut percakapan mereka yang diunggah akun TikTok @ersanwisan:
Kita : pak knpa mtornya ?
Bapak : bensine telas mas mba (bensinnya habis mba)
Kita : kulo dorong nggeh pak ? (Saya dorong ya pak?)

Bapak : mboten sah mboten sah (nggak usah, nggak usah)
Kita : mboten nopo2 kulo dorong, searah (tidak apa-apa saya dorong, searah)
Bapak : mboten sah, kulo bade sade klambi kaleh sarung riyen kangge tumbas bensin (nggak usah, saya mau jual baju sama sarung dulu buat beli bensin)
Kita : mpun kulo dorong mawon ( yaAllah disini Sibapak gak punya uang sama sekali buat beli bensin karena dagangannya blm laku ???? )
Sejak awal, sang bapak terus saja menolak sampai akhirnya si penolong memaksa mengantarkan ke pom bensin.
Di sini, lansia tersebut berulang kali meminta hanya diisikan bensin Rp10 ribu saja.
Sang penolong sampai terharu dan menitipkan rezeki lebih untuk bekal lansia tersebut di jalan.
"Pas sampai pombensin sibapak bilang bensinya 10 rb aja ya mba, wkt tau bensinya hampir dipenuhin sibapak nangis dan berusaha stop tangan mbaknya yg ngisi bensin," sambungnya.
Video mereka pun banjir simpati dari warganet. Beberapa diantaranya meminta open donasi.
Sehingga pertemuan singkat itu pun membawa berkah. Pasutri ini kembali mencari keberadaan si bapak.
Setelah beberapa hari akhirnya mereka dapat informasi soal lansia tersebut yang ternyata bernama Paimo (64).
Paimo tinggal di Karangsono, Mranggen Demak.
Namun ia bukan orang asli sana lantaran merantau dari Gundi Grobogan.
"Keseharian beliau bertani, apabila tdk musim tanam beliau biasanya sudah diberikan kepercayaan oleh pak RW, yaitu bekerja sebagai jasa potong rumput rumah warga di sekitar Semarang, Upah yg diberikan 60-70 rb dan itu tdk setiap hari, Sementara upah tersebut digunakan untuk kebutuhan operasional beliau dr Karangsono ke Semarang," pungkasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.