K-Popers Ikut Aksi Tolak PPN 12 Persen, Sedih Harga Tiket Konser Bakal Kian Selangit
K-popers turut terlibat dalam aksi menolak kenaikan PPN 12 persen yang digelar di Jakarta Pusat. Mereka sedih harga tiket konser bakal selangit.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Para anak muda pecinta musik dan budaya Korea alias K-popers turut terlibat dalam aksi menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen yang digelar di seberang Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2024).
Mereka hadir dengan membawa atribut yang biasa dipakai saat menonton konser K-pop yakni lightstick dan poster dengan tulisan menggelitik yang menampilkan wajah para artis korea.
Diantaranya bertuliskan "Komunitas penjaga kestabilan harga zeroni", "Mau bangun pagi, mau bangun siang, rezeki kita tetap dipatok" hingga "Kalau PPN naik, gimana kita nonton konsernya".
Salah satu diutarakan oleh Sekar (20) K-popers asal Bekasi, Jawa Barat yang turut hadir dalam aksi damai hari ini.
Mewakili K-popers dari kalangan Gen Z, Sekar khawatir naiknya PPN 12 persen akan membuat tiket konser jadi kian selangit.
"Alasan ikut demo supaya harga konser ga naik kak. Kita (PPN) ga naik aja konser sudah Rp 4 juta, apalagi naik bisa Rp 4 juta lebih dong. Kan jadi sedih," ujarnya.
Hal senada disampaikan Ikrar (25) K-popers yang mengaku berasal dari Semarang, Jawa Tengah untuk ikut menyuarakan penolakan atas kenaikan PPN 12 persen.
Membawa poster berwajah Ivan Gunawan dengan tulisan "Maaf itu pajaknya kurang pantas", Ikrar menyebut kenaikan PPN 12 persen akan berdampak kompleks pada kehidupan masyarakat.
"PPN 11 persen aja sudah mencekik. Apalagi 12 persen, di mana harga akan naik.
Kebetulan saya suka nonton konser. Pasti akan berpengaruh dengan adanya PPN 12 persen. Kami jadi makin diperas. Intinya saya menolak," tuturnya.
Dihadang Polisi
Aksi massa tolak kenaikan pajak 12 persen yang digelar elemen masyarakat sipil di seberang Istana Merdeka, Kamis (19/12/2024) siang diwarnai cekcok dengan polisi.
Hal itu lantaran massa tak bisa menuju Kementerian Sekretariat Negara untuk menyerahkan petisi penolakan aturan tersebut.
"Gimana teman-teman kita dihadang polisi nih? Jadi kita cuma pengen nganterin surat yang isinya petisi ke Setneg. Tapi hari ini dihalang-halangi sama teman-teman polisi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.