Mengetahui Prosedur CPR untuk Pertolongan Pertama Saat Kondisi Darurat

Teknik CPR penting untuk dipahami sebagai dasar pertolongan pertama apabila menemukan orang di sekitar mendadak tidak sadarkan diri

Istimewa/Eka Hospital
Prosedur CPR dalam pertolongan darurat 

TRIBUNJAKARTA.COM - Teknik CPR penting untuk dipahami sebagai dasar pertolongan pertama apabila menemukan orang di sekitar mendadak tidak sadarkan diri karena mengalami henti nafas atau henti jantung.

Terhentinya aliran darah atau pernapasan, bisa memicu kerusakan otak yang dapat berakibat fatal.

Dokter umum yang menjadi tim dari dokter-dokter spesialis di Center of Excellence (CoE) MYCardia, layanan jantung terpadu, pusat aritmia di Eka Hospital, dr Guido Ilyasa Purba, menjelaskam henti jantung menjadi penyebab tertinggi kasus kematian di berbagai belahan dunia.

Prosedur CPR merupakan upaya penyelamatan nyawa yang berfungsi untuk menjaga darah dan oksigen tetap mengalir ke seluruh tubuh ketika jantung dan pernafasan terhenti.

Prosedur ini bisa dilakukan oleh siapa saja yang terlatih dan dalam melakukannya tak boleh sembarangan.

Oleh karena itu, penting bagi siapapun untuk membekali diri dengan pemahaman prosedur CPR sebagai bekal dalam kondisi darurat

Adapun dalam melakukan prosedur CPR, dr Guido menyebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

"Pertama harus aman penolong, lalu aman korban dan aman lingkungan," kata dia, saat mendatangi kantor Tribunnews Bogor, Jumat (20/12/2024).

Perlu diketahui, tindakan terpenting dari prosedur CPR adalah kompresi dada.

Kompresi dada dilakukan dengan cara memberikan penekanan pada bagian dada secara teratur dan berulang-ulang dalam waktu tertentu.

Oleh karena itu, prosedur CPR mungkin akan memerlukan kekuatan fisik bagi penolong.

Pastikan ada lebih dari satu orang penolong di lokasi untuk segera mencari bantuan ambulans.

Yang dimaksud dengan aman penolong kata dr Guido, yakni penolong setidaknya harus memastikan diri dalam kondisi yang sehat.

Apabila merasa kelelahan dalam melaksanakan kompresi dada, pastikan ada orang lain yang siap menggantikan penolong tersebut.

Selain itu, pastikan juga kondisi lokasi dan lingkungan sekitar orang yang tak sadarkan diri juga aman.

"Misalnya kasus kecelakaan, ada di tengah jalan. Itu baiknya kita bawa dulu ke pinggir trotoar. Jadi aman bagi pasien, aman bagi penolong juga," bebernya.

Berikut cara melakukan prosedur CPR yang benar dalam kondisi darurat:

1. Cek respon dan periksa pernafasan

Letakan orang yang tidak sadarkan diri pada alas datar dan keras.

Sebelum memulai kompresi dada, cek respon penting untuk dilakukan.

Pastikan apakah orang yang akan ditolong masih memiliki merespon atau kesadaran.

Setelah itu, periksa jalur nafas dan pernafasannya. 

Rasakan apakah orang tersebut masih terasa denyut nadinya atau tidak. Anda bisa meletakan dua jari pada pangkal leher atas sisi kanan atau kiri.

Sambil Anda memeriksa kondisi, pastikan orang lain yang ada di lokasi segera menghubungi ambulans.

2. Kompresi dada

Kompresi dada yang benar bisa dilakukan dengan cara berikut ini:

  • Letakkan telapak tangan bagian bawah Anda (pangkal pergelangan tangan) di antara puting payudara atau tengah dada orang tersebut.
Cara melakukan kompresi dada
Cara melakukan kompresi dada (Istimewa/Eka Hospital)
  • Letakkan satu tangan Anda yang lain di atas tangan pertama.
  • Pastikan tangan dalam kondisi lurus. Tempatkan bahu tepat di atas telapak tangan Anda.
  • Beri tekanan ke bawah pada dada sekitar 5 CM - 6 CM.
  • Tekankan seluruh berat pada badan Anda untuk memberikan tekanan, bukan hanya dari lengan saja.
  • Dorong berulang-ulang dengan kecepatan 100 hingga 120 kompresi per menit. Lakukan sebanyak 5 siklus (1 siklus 30 kali dalam 2 menit)
  •  Jika Anda belum terlatih dalam CPR , lanjutkan kompresi dada sampai ada tanda-tanda gerakan atau sampai tenaga medis darurat mengambil alih. 
  • Jika Anda telah terlatih dalam CPR, lanjutkan dengan membuka jalan napas (airway) dan atau napas buatan (breathing).

Kapan prosedur CPR dihentikan?

  • Kembalinya denyut jantung pasien dan terjadinya napas spontan (pasien bergerak spontan)
  • Pasien alih rawat (ambulans datang)
  • Penolong terancam keselamatannya
  • Penolong kelelahan dan tak ada penggantinya
  • Do not resuscitate (DNR)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved