Analisis Kriminolog soal Kaca Pecah Mobil dan Jenazah Pensiunan Brigjen TNI yang Mengapung

Menurut Adrianus, pecahnya kaca menjadi jawaban mengapa jenazah Hendrawan ditemukan mengapung, tidak terkunci di dalam mobil.

|
Tribunnews/Fx Ismanto
Krimonolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, melihat mobil kaca yang pecah jadi petunjuk mengungkap penyebab meninggalnya Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan.

Menurut Adrianus, pecahnya kaca menjadi jawaban mengapa jenazah Hendrawan ditemukan mengapung, tidak terkunci di dalam mobil.

Jika almarhum berniat mengakhiri nyawanya sendiri, Adrianus memperkirakan, seharusnya jenazah tetap berada di dalam mobil.

Kini, kemungkinan itu terbuka, sebab, bisa saja almarhum keluar dari dalam mobil bukan karena disengaja, melainkan karena kaca yang pecah membuat jenazah bisa mengapung.

"Itu memungkinkan jenazah korban keluar dan mengapung."

"Tadinya saya berpikir kalau ini adalah satu tindakan bunuh diri, maka dia tidak akan keluar dari mobilnya dan tidak akan tubuhnya mengapung."

"Tetapi ketika ternyata kaca pecah dan itu saya kira karena tekanan air, jenazah keluar dan mengapung," kata Adrianus di Kompas TV, Sabtu (19/1/2025).

Namun, untuk memastikanpenyebab kematian karena bunuh diri atau tidak, masih ada hal lain yang masih bisa menjadi petunjuk, yakni hasil autopsi.

Adrianus mengatakan, jika menerjunkan mobil ke laut menjadi cara mengakhiri hidup, seharusnya, Hendrawan masih bernapas saat masuk ke dalam air.

Kemungkinan lain bisa saja terjadi, Hendrawan sudah meninggal sejak dalam mobil yang melaju terjun ke laut.

"Tetapi ketika ternyata kaca pecah dan itu saya kira karena tekanan air, jenazah keluar dan mengapung."

"Berdasarkan rekaman kamera pengintai pertama yang diterima TribunJakarta.com, mobil Toyota Vios berwarna gelap yang dikendarai almarhum Hendrawan melaju di dermaga pada pukul 00.40 WIB, Kamis (9/1/2025) dini hari."

"Rekaman itu memperlihatkan bahwa mobil yang dikendarai korban melaju dalam kecepatan sedang di dermaga yang memang ketika itu masih sepi," paparnya.

Analisis ketihga Adrianus, lokasi tewasnya Hendrawan juga menjadi petunjuk.

"Kalau lihat dari lokasi, tentu ini bukan lokasi yang gampang dicapai sembarang orang."

"Kalau ini adalah tindakan bunuh diri, maka ini adalah bunuh diri yang intensional," ujarnya.

Terlihat keadaan di dermaga KCN Marunda pada saat kejadian cukup terang.

Mobil melaju dengan lampu menyala, dari sisi barat menuju ke sisi timur dermaga.

Mobil itu melaju lurus dan tiba-tiba terlihat terjatuh ke lautan.

Sementara itu, berdasarkan rekaman CCTV kedua, terlihat posisi terceburnya mobil yang dikendarai Hendrawan berada di belakang sebuah kapal tongkang.

Mobil itu tampak melaju lurus ke arah laut, sementara di sisi kanannya sebenarnya ada jalan berbelok yang mengarah keluar dermaga.

Dalam video rekaman CCTV kedua itu juga terekam bahwa mobil tak lagi terlihat setelah terjatuh secara mendadak di belakang kapal tongkang.

Jenazah Hendrawan yang juga diketahui merupakan eks anggota Badan Intelijen Negara (BIN) baru ditemukan mengapung di laut Marunda tak jauh dari titik jatuhnya mobil pada Jumat (10/1/2025) sore.

Jenazah Hendrawan awalnya ditemukan oleh nelayan di sekitar laut Marunda yang kemudian melaporkan kasus itu ke petugas Direktorat Polairud Polda Metro Jaya.

Dari situ, jenazah Hendrawan dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk diautopsi dan disemayamkan, sebelum akhirnya dimakamkan keluarga.

Hasil identifikasi jenazah, polisi memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban.

Mobil Toyota Vios milik almarhum ditemukan pada Sabtu (18/1/2025) pagi di laut Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Kaca Pecah

Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, mengatakan, mobil itu ditemukan dalam kondisi semua kacanya pecah.

"Pada saat diangkat kondisi mobil kacanya memang sudah pecah dan sudah hancur ya kondisinya, mungkin pada saat jatuh itu langsung terkena benda di bawah ya, jadi seperti bumper depannya hancur," kata Desiana di lokasi.

Penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) menemukan mobil itu tenggelam dengan jarak 5 meter dari bibir Dermaga KCN Marunda.

Mobil berpelat nomor B 1606 LB itu tenggelam dan tertutup lumpur di lautan sedalam sekitar 6 meter itu.

"Pada saat diangkat, jadi kondisi kendaraan tersebut berada di dalam lumpur, kemudian kondisinya hanya bisa diraba oleh penyelam itu satu ban, jadi tiga ban lainnya itu ada di bawah lumpur, jadi yang bisa dilihat itu ban, velg, dan sasisnya, jadi itu yang diangkat kemudian pas diangkat juga sudah miring ya, sampai di daratan kita tidak menemukan korban lainnya," papar Desiana.

Desiana menduga, pecahnya kaca mobil tersebut karena benturan mobil dengan dasar laut saat terjun.

"Mungkin setelah terjatuh itu terkena benda di bawah" kata Desiana.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved