Disebut Gus Rofi'i Hakim Jalanan di Kasus Pagar Laut, Susno Duadji Geram: Orang Ini Banyak Ngomong!
Terjadi perdebatan sengit antara Ketua BKN, Gus Rofi'i Mukhlis dengan Eks Kabareskrim, Susno Duadji, soal kasus pagar laut di perairan Tangerang.
TRIBUNJAKARTA.COM - Terjadi perdebatan sengit antara Ketua BKN, Gus Rofi'i Mukhlis dengan Eks Kabareskrim, Susno Duadji, soal kasus pagar laut di perairan Tangerang.
Gus Rofi awalnya mengemukakan responsnya terkait kritikan pedas Susno yang menyebut banyak pengkhianat di Kasus Pagar Laut.
Pengkhianat itu ditujukan bagi orang yang menyebut bahwa kawasan laut yang dipagari dulunya sebuah daratan dan memiliki sertifikat.
Ia menyebut Susno sebagai seorang 'hakim jalanan'.
"Yang disampaikan Pak Susno ya, beliau ini kan mantan Kabareskrim, seorang polisi seperti hakim jalanan. Saya miris mendengar keterangannya," ujar Gus Rofi'i seperti dikutip dari Top News Metro TV yang tayang pada Selasa (30/1/2025).
Mendengar itu, Susno memotong penjelasan Gus Rofi'i dengan berang.
"Jangan bilang saya hakim jalanan, anda ini jangan bilang hakim jalanan," katanya.
Gus Rofi'i pun mencoba menerangkan bahwa area laut dulunya memang sebuah tanah yang tergerus abrasi.
Hal itu bukan tanpa bukti. Ia mengaku sempat melakukan investigasi dengan bertemu sosok Hendra.
Hendra mengaku memiliki tanah yang kini hilang karena terkikis laut.
"Jenengan mengatakan pengkhianat-pengkhianat, saya juga melakukan investigasi, saya ketemu namanya Pak Hendra. Pak Hendra itu di Sukadiri bukan di daerah Kohod. Pak Hendra punya tanah, 92 hektar SPPT-nya 80 hektar terus kemudian sertifikat," ujarnya.
Namun, sebelum Gus Rofi'i menandaskan penjelasannya, Susno keburu memotong.
"Udah itu biar pengadilan, orang ini banyak ngomong," kata Susno.
Gus Rofi'i pun mengatakan agar Susno untuk tidak bersikap otoriter terhadapnya.
"Bentar dulu Pak Susno, bentar dulu, enggak boleh otoriter. Saya mau cerita, jadi begini Pak Hendra itu menawarkan tanahnya, karena dianggap saya berkomunikasi kan saya mengadvokasi masyarakat. Pak Hendra minta tolong kepada kami minta dijual kepada PT PIK. Dia membawa AJB ada kemudian sertifikat ada, SPPT ada," ucapnya.
Gus Rofi'i kemudian menyampaikan kepada PT PIK terkait tanah milik Hendra yang dijual.
"Tapi Pak Hendra ini tidak cerita kalau tanahnya itu mengalami abrasi. Tadi ada tanah semua, begitu kami sampaikan kepada PIK, habis semua. Kemakan ombak semua," ujarnya.
Namun, Gus Rofi' mengaku tidak tahu sejak kapan tanah itu termakan ombak dan tidak mengetahui surat tanah tersebut dibuat kapan.
PT PIK disebut Gus Rofi'i tidak bersedia membeli jika tanahnya itu rentan terhadap abrasi.
"Pak Hendra itu sempat bilang enggak apa-apa pak dibeli berapa aja, ternyata PT tetap tidak bisa (membelinya)," katanya.
Sebut banyak pengkhianat
Susno Duadji, murka begitu mendengar laporan kasus pagar laut dari PP Muhammadiyah yang akan diproses oleh Bareskrim Polri dalam kurun waktu dua minggu.
Diketahui, PP Muhammadiyah melaporkan tujuh nama yang diduga terlibat di dalam pemagaran pagar laut di perairan Tangerang.
Darah Susno seketika mendidih mendengar penanganan laporan yang dinilainya memakan waktu terlalu lama.
Menurutnya, kasus ini sudah terang benderang.
Aparat penegak hukum hanya perlu menangkap terduga pelaku.
Satu di antaranya, kata Susno, ialah oknum Kepala Desa Kohod, Arsin.
"Ya ini kepala desanya sudah bisa ditangkap kan, dokumen palsunya sudah banyak dan ada masyarakat yang mengatakan KTP-nya dipinjam, suruh mengakui itu sudah bisa dari kepala desa ditangkap. Kemudian dari pihak agraria atau BPN ATR-nya lalu notarisnya ditangkap juga," ujar Susno seperti dikutip dari Top News Metro TV yang tayang pada Selasa (28/1/2025).
Selain itu, aparat semestinya tidak perlu gentar dengan korporasi di balik pemasangan pagar laut tersebut.
"Enggak usah takut sama pengusaha besar lah, ini kedaulatan negara loh. Ini yang dijual bukan jual sebidang kebun yang ada di darat. Ini laut dijual," ujarnya geram.
Aparat tak perlu lagi menahan-nahan kasus pemagaran laut tersebut.
Pasalnya, banyak pihak yang sudah mendukung untuk segera menangkap para terduga pelaku.
Dukungan itu mulai dari Presiden RI, Prabowo Subianto; Ketua DPR RI, Puan Maharani; Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto hingga rakyat Indonesia.
Susno juga secara blak-blakan menyebut bahwa pihak yang mengatakan kawasan pagar laut di perairan Tangerang dulunya merupakan daratan adalah seorang pengkhianat.
"Ini banyak sekali pengkhianat-pengkhianat yang mengatakan tanah tenggelam, sawah yang tenggelam itu pengkhianat," pungkasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Beda dari Dirut, Susno Duadji Menduga Motif Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Bukan Karena Utang |
![]() |
---|
Makin Panas Sindiran Eks Wakapolri ke Silfester Matutina jadi Komisaris BUMN, Susno Singgung Penjara |
![]() |
---|
Seperti Susno Duadji, Reza Indragiri Sebut Cara Polisi Umumkan Kasus Kematian Arya Daru Sudah Tepat |
![]() |
---|
Susno Duadji Anggap Polisi On The Track, Kakak Ipar Yakini Arya Daru Tak Akhiri Hidup |
![]() |
---|
Susno Duadji Setuju Polisi Tak Publikasikan Motif di Balik Kematian Diplomat Arya Daru: Tak Etis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.