Polemik Gas Tiga Kilogram

Di Depok Emak-emak Kelabakan dan Menjerit Sulit Dapat Gas, di Pamulang Lebih Parah Lansia Meninggal

 Ragam keresahan masyarakat sulit dapat gas. Emak-emak di Depok kelabakan susah dapat gas, sementara di Pamulang ada lansia sampai meninggal dunia.

Editor: Wahyu Septiana
Tribuntangerang.com/Nurmahadi/Ikhwana Mutuah Mico
ANTRE GAS MELON- Warga Cikupa, Kabupaten Tangerang terlihat mengular di depan agen Gas LPG imbas langkanya gas melon, pada Senin (3/2/2025).  Ragam keresahan masyarakat sulit dapat gas. Emak-emak di Depok kelabakan susah dapat gas, sementara di Pamulang ada lansia sampai meninggal dunia. 

“Ini sudah dua harian keliling enggak dapat sama sekali,” sambungnya.

Karena sulit mendapatkan elpiji 3 kg dia akhirnya memutuskan tidak memasak untuk suami dan anak-anaknya.

Untuk menu mereka Amira terpaksa membeli makanan matang dari warung.

Amira berharap pemerintah tidak mempersulit masyarakat untuk membeli gas elpiji tiga kilogram.

GAS - Stok tabung gas Elpiji 3kg kosong di warung eceran.
GAS - Stok tabung gas Elpiji 3kg kosong di warung eceran. (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

Lansia di Pamulang Meninggal Usai Antre Gas Elpiji

Sementara di Pamulang, Tangerang Selatan lebih parah ada lansia bernama Yonih (62) meninggal karena kelelahan mencari gas elpiji 3 kg, pada Senin (3/2/2025).

Dikutip dari TribunTangerang, Yonih meninggal dunia setelah bolak-balik dan mengantre demi mendapatkan gas elpiji 3 kg.

Sang nenek sempat beberapa kali mengucap takbir dalam sakratulmautnya, hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir di perjalanan menuju rumah sakit.

Rohaya sempat menyaksikan Yonih, kerabatnya, bolak-balik untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg.

Dari rumah Yonih, di Jalan Beringin, RT 1 RW 7, pangkalan gas elpiji berjarak 500 meter.

Rohaya melihat Yonih sedang membawa dua tabung gas kosong pada pukul 11.00 WIB. 

Jarak yang cukup jauh harus ditempuh Yonih dobel.

Ilustrasi tewas
Ilustrasi tewas (ThinkStock via Kompas)

Saat pertama datang, ia tidak diperkenankan membeli gas karena tidak membawa KTP.

"Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau kemana, dia bilang mau ngantre gas bawa tabung gas dua masih kosong tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP," kata Rohaya kerabat Yonih di Pamulang, Senin (3/2/2025), dikutip dari TribunTangerang.

Yonih kembali ke rumah mengambil KTP dan sempat membeli sayur terlebih dahulu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved