Pengamat Baca Motif Megawati Tunda Kadernya Ikut Retret, Jubir PDIP Ungkap Hubungan dengan Prabowo
Pengamat politik Yunarto Wijaya, membaca motif Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menginstruksikan penundaan kadernya untuk ikut retret.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik Yunarto Wijaya, membaca motif Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menginstruksikan penundaan kadernya untuk ikut Retret Kepala Daerah.
Seperti diketahui, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menerbitkan instruksi menahan para kadernya untuk ikut retret sejak hari pertama, Jumat (21/2/2025).
Namun, pada hari ke-4, para kepala daerah dari PDIP, di bawah koordinasi Gubernur Jakarta yang juga politikus senior PDIP, Pramono Anung, akhirnya mengikuti retret di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah itu.
Megawati, dalam surat perintahnya, mengaitkan penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK sebagai dasar penundaannya.
Yunarto mengatakan, setidaknya ada dua tafsir yang ramai dibicarakan masyarakat terkait perintah megawati itu.
Tafir pertama yang paling ramai mengemuka, perintah Megawati adalah perlawanan politik terhadap pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Tujuannya agar penahanan Hasto bisa ditangguhkan.
"Saat instruksi keluar pertama yang kemungkinan yang kemungkinan ditafsirkan pertamakan adalah 'Wah ini boikot' atau perlawanan politik atau ada isu yang lebih spesifik ada upaya mengancam untuk kemudian melakukan supaya dilakukan penangguhan penahanan," kata Yunarto di Youtube Kompas TV, Rabu (26/2/2025).
Jika tafsir pertama ini benar, maka ketika para kepala daerah dari PDIP diizinkan mengikuti retret, berarti tujuan sudah tercapai.
Namun yang terjadi, Hasto tetap ditahan.
"Kalau benar ini boikot pasti gak akan ada yang berani tuh orang-orang terdekat Mega datang apa lagi Pamono Anung."
"Kalau ada deal politik harusnya penangguhan penanganannya sudah terdengar. Kemarin KPK mengatakan bahwa tidak pernah ada permintaan penangguhan penahanan," kata Yunarto.
Menurut Yunarto, jika menukar pembebasan Hasto dengan intrik politik benar-benar dilakukan, maka PDIP nekat,
"Menurut saya terlalu nekat kalau ada upaya barter seperti itu," ujarnya.
Menurut Yunarto, motif instruksi Megawati adalah sebagai upaya kesiagaan dari partai saja.
Sebab, penahanan seorang sekjen berefek besar buat partai banteng.
Hal itu terbaca dari konferensi pers yang digelar PDIP menjawab tafsir-tafsir atas perintah Megawati, pada Selasa (25/2/2025).
"Ketika ada penahanan terhadap sekjen, saya menggunakan istilah saya ya, ini harus siaga satu partai, makanya digunakanlah istilah menunda menunggu commander call," ujar DIrektur Eksekutif Charta Politika.
Hubungan Megawati-Prabowo
Sementara itu, PDIP buka suara soal hubungan ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto pascaperintah penundaan kader mengikuti Retret Kepala Daerah.
Juru Bicara PDIP, Ahmad Basara menegaskan, hubungan Megawati dan Prabowo baik-baik saja.
“Saya harus tegaskan dalam kesempatan ini berdasarkan pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra yang notabene adalah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia beberapa harian lalu,” kata Basarah di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025) malam, dikutip dari Tribunnews.
“Bahwa Pak Muzani mengatakan sekalipun ada beberapa kepala daerah PDI Perjuangan yang tidak mengikuti retret, Pak Muzani dengan tegas mengatakan hubungan Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto tetap baik-baik saja,” sambung Basarah.
Ketua DPP PDIP ini pun telah menyampaikan pandangan politik dan sikap partai tentang retret kepala daerah. Kata dia, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak pernah melarang kepala daerah dari PDIP untuk mengikuti retret.
“Sesungguhnya hal itu memberikan pesan bahwa posisi PDI Perjuangan sampai dengan hari ini, kita tidak merasa memiliki persoalan dengan Presiden Prabowo Subianto,” katanya.
Basarah juga menyampaikan Megawati dalam berbagai kesempatan sering memberikan kejelasan dan penegasan bahwa dia punya hubungan pribadi yang sangat panjang dan baik.
Hal itu menjadi dasar bagi Megawati dan Prabowo untuk terus menjalin komunikasi satu sama lain.
Namun, Basarah juga mengungkapkan, PDIP menyadari ada pihak-pihak yang tidak ingin Megawati dan Prabowo memiliki hubungan baik.
“Jadi, alhamdulillah sampai dengan hari ini hubungan Ibu Megawati Soekarnoputri dan Pak Prabowo Subianto tetap baik-baik saja, meskipun kami menyadari dan merasakan ada pihak-pihak yang tidak ingin Ibu Megawati dan Pak Prabowo baik-baik saja,” kata Basarah.
“Tapi insyaallah Pak Prabowo sudah mengetahui situasi ini sehingga kami harapkan beliau juga dapat mengambil langkah-langkah untuk tetap menjaga hubungan baiknya dengan sahabat beliau, Ibu Megawati Soekarnoputri yang juga menjadi Presiden Kelima Republik Indonesia,” kata Basarah.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Prabowo Jamin Keluarga Affan Kurniawan, Presiden Terkejut: Saya Kecewa Tindakan Petugas Berlebihan |
![]() |
---|
Saat Noel Minta Diberi Amnesti, Prabowo Tidak Menganggapnya Kader Gerindra: Agak Malu Saya |
![]() |
---|
Di Depan Para Bupati, Prabowo Pamer Bacaan soal Bung Karno: Jangan-Jangan Orang PDIP Gak Pernah Baca |
![]() |
---|
Analis Ungkap Beda Joget Prabowo Gemoy dengan Anggota DPR, Massa Langsung Ngamuk: Kelar Itu! |
![]() |
---|
Politikus PDIP Deddy Sitorus Sebut Pernyataannya Dipelintir Buzzer, Persis Kasus Video Ahok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.