Aksi Dedi Mulyadi di Puncak: Segel Jembatan yang Diresmikan Ridwan Kamil, Pesan Buat Warga Jakarta

 Aksi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Puncak Bogor menjadi sorotan. Segel jembatan yang diresmikan Ridwan Kamil dan pesan buat warga Jakarta.

Hal itu dilakukan saat hadirnya Wisata Hibisc Fantasy pada 2024 lalu sempat menuai polemik.

"Pada prinsipnya, Jaswita Jabar akan menindaklanjuti arahan Pak Gubernur dengan memperingatkan anak perusahaan," ujarnya.

"Sebenarnya Jaswita juga sudah memperingatkan JLJ untuk mematuhi peraturan (termasuk dari Pemkab Bogor) pada saat isu Hibisc muncul di tahun 2024," tandasnya.

3. Segel Jembatan Gantung

Jembatan gantung di kawasan wisata Eiger Adventure Land (EAL), Megamendung, Kabupaten Bogor, disegel Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada Kamis (6/2/2025). 

Penyegelan jembatan gantung di Puncak Bogor itu dilakukan karena adanya pelanggaran regulasi lingkungan yang menyebabkan kerusakan ekosistem di kawasan Puncak Bogor

Pembangunan jembatan gantung Eiger Adventure Land itu dulunya diresmikan oleh gubernur Jabar sebelumnya, Ridwan Kamil, pada 23 Oktober 2021.

Awalnya, jembatan gantung sepanjang 530 meter ini dirancang sebagai ikon wisata alam yang akan menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. 

Pada 23 Oktober 2021, Ridwan Kamil hadir dalam peletakan batu pertama atau peresmian pembangunan jembatan gantung tersebut. 

Ridwan Kamil pun sempat berharap jembaan gantung itu dapat membangkitkan sektor pariwisata Jabar pascapandemi COVID-19. 

"Sekarang kita dengan semangat Jabar ini akan membangun jembatan gantung terpanjang di dunia, 530 meter. Yang terpanjang hari ini ada di Portugal 516 meter, kita tambahin 14 meter akan menjadi terpanjang di dunia," ujar Ridwan Kamil saat itu, dilansir dari situs resmi Pemprov Jabar. 

Namun, kini, di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi, keberadaan Eiger Adventure Land dinilai menyalahi aturan dan berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar.

Saat mengunjungi lokasi wisata tersebut pada Kamis kemarin, Dedi Mulyadi tampak emosional dan bahkan menangis melihat kondisi alam yang rusak akibat pembangunan tersebut. 

"Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung), itu paling melanggar, lihat itu terbelah sampai longsor," kata Dedi Mulyadi sambil menunjuk lokasi wisata. 

Dedi menegaskan bahwa pembangunan wisata ini telah mengganggu ekosistem setempat dan merugikan masyarakat. 

"Enggak boleh harusnya ini (dibangun wisata jembatan), tempatnya memang bagus begini, tapi kan ada yang terganggu (warga jadi korban), masak alam kayak gini aja diganggu," tambahnya.  (Wartakota/Kompas.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved