Viral di Media Sosial
Dedi Mulyadi Keluar Duit Besar Tapi Malah Bikin Kecewa Warga, Bongkar Hibisc Tak Segagah Gusur PKL
Dedi Mulyadi rela mengeluarkan uang banyak demi membantu dalam pembongkaran tempat wisata Hibisc Fantasy Puncak, Kabupaten Bogor.
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi rela mengeluarkan uang banyak demi membantu dalam pembongkaran tempat wisata Hibisc Fantasy Puncak, Kabupaten Bogor.
Saat membantu pembongkaran, Dedi Mulyadi sampai harus menguras kocek pribadinya untuk membantu mendatangkan alat berat eskavator alias mesin pengeruk.
Namun alat berat yang didatangkan Dedi Mulyadi setelah berkoordinasi dengan pihak terkait malah menegcewakan warga.
Peristiwa itu terjadi saat pembongkaran Hibisc Fantasy Puncak dalam video yang diunggah di akun Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, pada Jumat (7/3/2025).
Mulanya Dedi Mulyadi meminta Wakil Bupati Bogor Jaro Ade mengerahkan alat berat untuk segera membongkar bangunan Hibisc.
"Yang dari bogor kerahin aja pak, yang gede-gede ya pak," kata Demul ke Jaro Ade.
Kemudian Dedi Mulyadi berkoordinasi dengan Kasatpol PP Provinsi Jawa Barat, M Ade menanyakan kesiapan alat berat yang digunakan.
"Ada alatnya ?" tanya Dedi ke Kasatpol PP Provinsi Jawa Barat, M Ade.

"Dalam perjalanan," jawab Ade.
"Kita mulai bongkar hari ini," tegas Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi kembali menanyakan soal alat berat yang tak kunjung datang.

"Alatnya kita nyewa dari mana ?" kata Dedi.
"Dari Binamarga. sedang tidak dipakai ," kata Ade.
"Yang gede ?" tekan Demul.
Saking ingin bergegasnya, Dedi Mulyadi sampai rela menyokong dana untuk menyewa alat berat tersebut.
"Saya tambahin duit sewanya, udah, udah saya tambahin. Saya tanggung jawab. Minta yang gede bos," kata Dedi Mulyadi.
Tapi pada kenyataannya, alat berat yang datang justru diledek warga.
Warga sektiar yang menyaksikan pembongkaran itu justru terkejut alat berat yang didatangkan berukuran kecil.
Bahkan warga membandingkan alat berat yang datang tak sebesar saat adanya pembongkaran PKL di puncak beberapa waktu lalu.
"Pak kata bapak suruh dibongkar pakai beko kecil gini, kemarin bongkar warung pakai beko gede," kata warga.
Warga ragu alat semungil itu bisa merobohkan bangunan Hibisc Fantasy yang berukuran besar.

"Ini mah bangunan gede pada keras gak kayak warung kayu, bekonya juga harus lebih besar. Ini mah terlalu kecil, ini mah buat ngangkut sampah," kata warga.
Diketahui, PT Jaswita Lestari Jaya rupanya dijadikan sebagai alat oleh investor sebenarnya.
Jadi Hibisc Fantasy bukanlah milik Jaswita sepenuhnya.
Ada pihak ketiga dan kerja sama operasional (KSO) dengan PT Perkebunan Indonesia (PTPN) dalam mengeruk uang dari bekas lahan kebun teh dan hutan ini.
Liciknya lagi, mereka mengakali luasan lahan.
Pemerintah Kabupaten Bogor hanya mengeluarkan izin untuk 4.800 meter persen.
Fakta di lapangan justru bangunan terbentang di atas lahan 21 ribu meter persegi.
"Konsekuensinya yang diluar 4.800 dibongkar. Ini sudah berkali-kali, sudah diberi peringatan, dipanggil Pemkab Bogor tidak hadir," kata Kasat Pol PP Provinsi Jabar, M Ade.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.