Siswa SMPN Tangsel Berbulan-bulan Jadi Korban Bullying Meninggal, Wali Kota: Sudah Menderita Tumor

Menanggapi kasus perundungan di sekolah yang sampai menghilangkan nyawa itu, Wali Kota Benyamin justru fokus terhadap temuan tumor

Tribun Jakarta/Ega Alfreda
BENYAMIN BICARA BULLYING - Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie saat ditemui di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (23/8/2022). Terkini, Benyamin bicara soal siswa SMPN di wilayahnya yang menjadi korban bullying dan meninggal dunia. 

TRIBUNJAKARTA,COM - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie buka suara soal adanya MH (13), siswa SMPN 19 Tangsel yang berbulan-bulan diduga menjadi korban perundungan atau bullying lalu meninggal dunia.

MH sendiri meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025), setelah sekira sepekan menjalani perawatan medis di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan.

Terkahir, korban mengaku kepada ibunya, ia di jedotin dan kepalanya dipukul pakai bangku pada Selasa (21/10/2025).

Setelah itu korban mulai berobat bersama keluarganya hingga kondisinya semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.

Namun, menanggapi kasus perundungan di sekolah yang sampai menghilangkan nyawa itu, Wali Kota Benyamin justru fokus terhadap temuan tumor yang baru diketahui diidap korban.

“Jadi memang yang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” ujar Benyamin saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.

Benyamin juga menegaskan pemerintah kota akan menelusuri kondisi medis korban.

“Memang kita ingin mengetahui penyebab tumornya itu seperti apa,” ujarnya.

Benyamin mengatakan ia mendapat laporan meninggalnya MH dari staf pada Minggu pagi, namun belum mengetahui detail waktu kematian korban.

“Saya sudah dapat kabar, dan Pak Wakil Wali Kota serta Kadis Dikbud sedang takziah ke rumah duka. Saya lagi kurang sehat,” katanya.

Ia memastikan dugaan perundungan menimpa MH yang dilakukan oleh temannya itu telah ditangani kepolisian.

“Penanganan kasus ini sudah kita dampingi sampai ke Polres,” kata Benyamin.

Terkait pencegahan kekerasan di sekolah, Benyamin mengatakan Satgas Anti-bullying telah dibentuk di seluruh sekolah, melibatkan guru, OSIS, dan orang tua.

Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) juga berperan sebagai tim anti-bullying.

“Rata-rata kebanyakan di luar sekolah, setelah jam sekolah. Tapi baik di dalam maupun di luar sekolah, itu tidak boleh dilakukan,” kata Benyamin.

Meninggal

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved