Viral di Media Sosial

Dedi Mulyadi Dibuat Bingung Perilaku Warga Bekasi, Disebut Otoriter:Setelah Pegang Tangan Demokratis

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat disebut otoriter oleh Kepala Desa Srijaya, Canih Hermansyah Tapi sikapnya mendadak berubah setelah salaman.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Septiana
Komps.com/TribunJakarta, Yusuf Bachtiar
DEDI DISEBUT OTORITER - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Kepala Desa Srijaya, Canih Hermansyah. Dedi Mulyadi sempat disebut otoriter oleh Kepala Desa Srijaya, Canih Hermansyah Tapi sikapnya mendadak berubah setelah salaman. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sempat disebut otoriter oleh Kepala Desa Srijaya, Kabupaten Bekasi, Canih Hermansyah

Hal itu bermula saat Dedi Mulyadi melakukan pembongkaran bangunan liar (bangli) di bantaran Kali Sepak, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi pada Jumat (14/3/2025). 

Dedi Mulyadi merasa santai menanggapi kritikan tersebut.

Ia kemudian dibuat bingung dengan sikap Kades Srijaya yang cepat berubah saat ia menjabat tangannya. 

"Awalnya otoriter, setelah dipegang tangannya demokratis," kata Dedi saat dijumpai usai peresmian renovasi Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, Senin (17/3/2025). 

Awalnya, Canih secara tegas menyebut Dedi Mulyadi sangat otoriter.

Bahkan Canih menyinggung soal masa penjajahan. 

Pasalnya Dedi Mulyadi disebut melakukan pembongkaran tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP). 

Tak ada surat teguran ataupun sosialisasi terkait pembongkaran. 

"Lah kalau bikin ramai buat apaan, bikin keruh saja. Cuma Pak Gubernur itu menjalankan pemerintahannya seperti otoriter, mentang-mentang dia Gubernur tidak melihat keadaan," ujar Canih pada Kompas.com. 

"Ini negara, bukan negara jajahan. Kita sudah merdeka, artinya SOP dijalankan dulu sesuai dengan prosedurnya. 

Ia mengaku tetap mendukung pembangunan.

Namun Canih kembali menyebut apa yang dilakukan Dedi Mulyadi adalah cara yang salah. 

"Saya bukan tidak mendukung pembangunan daerah, bukan saya mendukung. Tapi caranya salah bukan zaman penjajahan ini," ucap Cenih. 

Namun sikap keras Canih begitu cepat berubah setelah Kang Dedi tiba-tiba menyebut akan mengganti kerugian para pemilik warung yang akan dibongkar. 

Hal tersebut terjadi saat Canih menjumpai Dedi Mulyadi yang tengah berdampingan dengan Kapolres Bekasi dan Bupati Bekasi di tepi jembatan. 

"Mohon izin bapak, ini (pembongkaran) tanpa pemberitahuan. Banyak warga yang rumahnya masih," ucap Canih belum selesai berbicara. 

"Ya kita (bongkar) yang kosong pak," jelas Kang Dedi, dikutip dari YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL pada Jumat (14/3/2025). 

"Kan banyak perkakas (yang belum dibereskan)," timpal Canih

"Enggak, enggak. Saya bongkar yang kosong dulu pak, yang tidak berpenghuni," terang Dedi Mulyadi lagi. 

Salah satu warga yang memiliki warung tanpa izin ikut protes di hadapan Dedi Mulyadi

"Bapak punya izin dari mana bangun warung?" tanya Dedi Mulyadi

"Saya memang tidak punya izin, dari masih kecil saya dibesarkan sudah punya warung pak," jelas warga. 

"Bapak punya sertifikat gak?" tanya Kang Dedi lagi. 

"Enggak pak, saya akui saya salah pak. Kan saya (korban) kebanjiran, habis rugi pak, mau lebaran. Alangkah baiknya yang masih ada saya fungsikan sebagai warung," terang warga lagi. 

Dedi Mulyadi tak mau menunggu terlalu lama, karena dampaknya adalah banjir dan korbannya adalah masyarakat luas. 

Karena kesal berdebat dengan warga, Dedi Mulyadi langsung berujar akan mengganti rugi semua barang yang masih ada. 

"Udah deh, saya hitung saya bayar," tegas Dedi Mulyadi

"Gini aja, saya hitung berapa materilnya saya bayar. Bapak jangan khawatir saya bukan pemimpin yang zalim. Per meter berapa bata berapa semennya saya bayar." 

"Tapi nanti harus jujur jangan ditambah-tambahin ya. Sebenarnya harusnya dihukum tapi saya bayar," pungkas Dedi Mulyadi

Mendengar ucapan ini, Kades Canih yang sempat memprotes kepemimpinan Dedi Mulyadi langsung melunak. 

Canih menyempatkan bersalaman dengan Kang Dedi dan mendukung penuh program pemerintah. 

"Setuju kalau ada penggantian," ujar Canih

(TribunJakarta)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved