Mendikdasmen Tak Larang Wisuda Sekolah, Dedi Mulyadi Tak Akan Dengarkan, Bagaimana DKI Jakarta?
Mendikdasmen Abdul Mu'ti tidak melarang adanya wisuda sekolah. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak akan dengarkan pihak manapun. Bagaimana Jakarta?
Respon Mendikdasmen
Kebijakan Dedi Mulyadi itu direspon oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.
Ia mengatakan wisuda sekolah boleh digelar selama tidak memberatkan orang tua siswa.
Kemudian, gelaran wisuda sekolah itu atas persetujuan orang tua dan murid.
"Kalau menurut saya begini, sepanjang itu tidak memberatkan dan atas persetujuan orang tua dan murid, ya masa sih tidak boleh gitu kan. Yang penting wisuda itu jangan berlebih-lebihan dan juga jangan dipaksakan,” kata Abdul Mu’ti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Abdul Mu’ti, kegiatan wisuda dapat dilihat sebagai bagian dari ungkapan kegembiraan, sekaligus syukur atas keberhasilan para murid dalam menyelesaikan pendidikan mereka.
Di samping itu, kata dia, kegiatan wisuda juga dapat menjadi media yang efektif untuk menjalin keakraban dan silaturahmi di antara orang tua, murid, dan pihak sekolah.
Meskipun tidak menutup kemungkinan ada orang tua murid yang tetap tidak dapat hadir saat kegiatan wisuda.
Ia melihat, wisuda merupakan bentuk ungkapan kegembiraan para siswa yang lulus dari pendidikannya di sekolah.
Wisuda juga menjadi ajang menjalin keakraban dan silaturahmi antara siswa, guru, hingga orang tua.
"Itu kan sebagai tanda gembira dan juga lebih mengakrabkan orang tua dengan sekolah, karena bisa jadi orang tua itu ada yang tidak pernah ke sekolah anaknya sama sekali, hanya ke sekolah ketika anaknya wisuda," ujar Abdul Mu'ti.
Sedangkan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan akan tetap melarang wisuda di sekolah-sekolah di wilayah Jabar.
"Saya tidak akan mendengar siapa pun. Yang penting saya sebagai Gubernur Jabar bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat Jabar," ujar Dedi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Dedi terbiasa berkomunikasi dengan masyarakat setiap hari. Dia menyebut ada saja orang tua yang tidak kuat membayar ketika sekolah anak menyelenggarakan wisuda.
Walhasil, orang tua mencari solusi dengan meminjam uang karena anaknya ngambek minta ikut wisuda. Akibatnya, kata dia, angka kemiskinan di Jabar semakin meningkat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.