Anaknya Dipolisikan Karena Pukul Siswa yang Kritik Pemotongan Dana PIP, Kepsek di Bekasi Harap Damai

Kepala Sekolah di Bantargebang, Kota Bekasi berharap damai terkait anaknya yang dilaporkan ke Polisi gara-gara pukul siswa

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Istimewa
FOTO PROTES - Foto buatan AI yang diunggah siswa di Bekasi di Instagram pribadinya sebagai bentuk kritik terhadap dugaan pemotongan dana PIP. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, BANTARGEBANG - Kepala Sekolah di Bantargebang, Kota Bekasi berharap damai terkait anaknya yang dilaporkan ke Polisi gara-gara pukul siswa yang kritik dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP).

Ujang Tholib, sang kepala sekolah, mengatakan, pihaknya sudah berupaya menghubungi keluarga korban berinisial DMH (16) untuk menyampaikan permintaan maaf. 

"Sampai saat ini masih terus berusaha untuk bisa bertemu dengan keluarga korban. Saya yang menginfokan ke mamahnya, saya mohon maaf. Saya kasih tahu. Saya bilang mohon maaf DMH dipukul oleh anak saya," kata Ujang, Jumat (23/5/2025). 

Ujang tak membantah adanya pemukulan yang dilakukan putranya berinisial S (15), peristiwa itu terjadi di sekolah pada Senin (19/5/2025) sekira pukul 09.45 WIB. 

Setelah kejadian pemukulan, korban berinisial DMH bersama orang tuanya membuat laporan Polisi di Polres Metro Bekasi Kota bernomor LP/B/1095/2025/SPKT/POLRES METRO BEKASI KOTA

Sebagai orang tua, Ujang berharap kasus tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan meski sudah dibawa ke ranah hukum melalui laporan Polisi. 

"Selaku orangtua akan mengikuti proses sesuai aturan. Tetapi tentunya saya akan tetap mengedepankan kekeluargaaan, mediasi supaya ada huhungan baik antara saya dengan korban dan keluarganya," ucap dia.

Ujang menegaskan, pihaknya tetap menghormati segala proses hukum dan tidak mendukung segala bentuk kekerasan. Meskipun tindakan kekerasan itu dilakukan putranya sendiri.

"Tetapi proses hukum akan tetap saya taati. Sebagai pendisiplinan paling tidak pelajaran buat anak saya sendiri bahwa apa yang dia lakukan salah," tegas dia. 

Pemicu tindakan pemukulan yang dilakukan putra kepsek terhadap siswa kelas 3 SMP berinisial DMH bermula dari unggahan Instagram.

DMH merupakan siswa di sekolah yang dipimpin ayah terlapor berinisial S, korban mengkritik dugaan pemotongan dana PIP. 
 
Kritik awalnya disampaikan secara langsung, bahkan jajaran sekolah mengundang DMH dan wali murid untuk mediasi. 

Karena tak puas dengan hasil mediasi, DMH yang dikenal sebagai siswa kritis membuat foto AI bergambar manusia berkepala tikus. 

Foto tersebut kemudian diunggah di akun Instagram pribadinya, hal ini rupanya direspons sinis pelaku yang merasa tersinggung. 

DMH tiba-tiba didatangi pelaku, dia dipukul hingga kepalanya terbentur dinding dan kembali dihajar sampai mengenai rahangnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved