Dedi Mulyadi Berencana Hapus PR untuk Siswa Sekolah di Jabar, Surabaya Sudah Terapkan Sejak 2022
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana menghapus pekerjaan rumah (PR) bagi siswa di seluruh sekolah yang ada di wilayahnya.

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana menghapus pekerjaan rumah (PR) bagi siswa di seluruh sekolah yang ada di wilayahnya.
Hal ini telah diutarakannya dalam media sosialnya usai mengumumkan kebijakan jam masuk sekolah untuk siswa di Jabar yang di mulai pukul 06.30, pada tahun ajaran baru.
"Di tahun ajaran baru 2025/2026 yang akan datang sekolah di Jawa Barat dimulai pukul 06.30. Selanjutnya karena anak-anak tidak boleh keluar lebih dari jam 9 tanpa pendampingan tanpa keperluan yang mendesak yang didasarkan pada izin orangtuanya, maka Pemerintah Pronvinsi Jawa Barat berencana menghapus pekerjaan rumah bagi anak-anak sekolah," katanya dikutip dari IG @dedimulyadi71, Rabu (4/6/2025).
Nantinya, seluruh pekerjaan sekolah dikerjakan di sekolah.
Seperti tugas-tugas sekolah dikerjakan di sekolah dan tidak diperkenankan untuk dibawa menjadi beban di rumah.
Mantan Bupati Purwakarta ini melanjutkan, hal ini bertujuan agar anak-anak bisa fokus pada kegiatan di rumah, seperti membantu pekerjaan rumah orangtua mereka.
Selain itu, anak-anak juga bisa mengikuti berbagai kegiatan di luar seperti les bahasa dan lain sebagainya.
"Itu adalah arah membangun anak-anak Jawa Barat yang memiliki visi dan orientasi yang kokoh buat menyambut masa depannya," ujarnya.
Siswa SD DMP di Surabaya Bebas PR

Meski di Jabar baru rencana, namun ada wilayah di Indonesia yang sudah menerapkan kebijakan penghapusan PR.
Di Surabaya, siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri maupun swasta sudah bebas dari PR.
Kebijakan ini resmi diterapkan sejak Kamis (10/11/2022) lalu.
Di mana Pemerintah Kota Surabaya mengubah kebijakan pemberian PR menjadi program penumbuhan karakter siswa.
Selain itu, jam pelajaran sekolah dipangkas hanya sampai pukul 12.00 WIB.
Kemudian dua jam selanjutnya yakni sampai pukul 14.00 WIB akan dipakai untuk pendalaman karakter siswa.
Adapun tujuan penghapusan PR ini diakui Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bertujuan untuk memberikan ruang kreatif kepada anak.
"Karakter anak akan terbentuk nanti karena anak butuh kasih sayang orangtua. Yang menjadikan anak ini pemimpin yang luar biasa adalah kasih sayang orangtua," kata Eri dikutip dari Kompas.com.
Saat itu, kebijakan penghapusan PR bagi pelajar SD dan SMP di Surabaya turut mendapatkan respons positif dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
"Tidak perlu ada PR rutin, seperti tugas dari LKS (Lembar Kerja Siswa). Itu akan sangat mengambil waktu," ungkap Nadiem.
"Karena PR merupakan bagian dari project, kalau tidak ambil ekstrakurikuler, mereka pasti senang," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Resmi, Hari Ini Siswa SD SMP di Surabaya Bebas PR"
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.