Lurah Sebut Banyak Warga Bidara Cina Jaktim Buang Limbah Tinja ke Kali Ciliwung

Pemilik kontrakan di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur diimbau membangun septiktank untuk mengatasi masalah buang air besar

Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TribunJakarta.com/Bima Putra
TINJA CILIWUNG - Kondisi dua rumah warga Kelurahan Bidara Cina yang roboh diterjang banjir luapan Kali Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2022). Lurah Bidara Cina, SUhartono menyebut banyak warga yang membuang limbah tinja ke Kali Ciliwung. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Pemilik kontrakan di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur diimbau membangun septiktank untuk mengatasi masalah buang air besar sembarang.

Lurah Bidara Cina, Suhartono mengatakan imbauan membangun septiktank pada masing-masing unit tersebut karena hingga kini masih banyak unit kontrakan yang belum memiliki septiktank.

"Kita imbau semua rumah bikin mandiri, terutama untuk orang usaha indekos atau kontrakan yang belum punya untuk buat mandiri," kata Suhartono saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Sabtu (12/7/2025).

Berdasarkan data pihak Kelurahan Bidara Cina dari total sekitar 1.000 rumah warga yang belum memiliki septiktank, mayoritas merupakan warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung.

Sehingga limbah tinja yang seharusnya masuk ke septiktank, justru dibuang sembarangan ke aliran kali sehingga berisiko mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.

"Masih banyak (warga belum memiliki septiktank), terutama di bantaran kali. Kita sedang mencari CSR (corporate social responsibility) untuk membantu pembangunan septiktank," ujarnya.

Suhartono menuturkan secara aturan warga yang tidak memiliki septiktank dapat dikenakan sanksi namun Kelurahan Bidara Cina masih menggunakan pendekatan persuasif.

Pasalnya selain masalah dana pembangunan septiktank juga membutuhkan ketersediaan lahan, sementara tidak semua rumah memiliki sisa lahan yang dapat dimanfaatkan.

"Mengubah kebiasaan yang sudah puluhan tahun kan susah. Jadi memang butuh waktu, kita ajak diskusi. Kita kan juga melihat ketersediaan ada sisa lahannya atau tidak," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved