Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan
Mantan Kapolda Jabar Soroti Kematian Diplomat, Singgung Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kenapa?
Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Purn Anton Charliyan menyinggung kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang saat bahas kasus diplomat.
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Purn Anton Charliyan menyinggung kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang pelakunya adalah keluarga sendiri saat membahas diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tewas dengan wajah terlakban.
Anton Charliyan juga menyebut bahwa polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban.
Rekaman CCTV memperlihatkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar Arya sebelum jasad korban ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban.
Dari keterangan polisi, gerak-gerik penjaga itu berkaitan langsung dengan permintaan istri Arya, Ayu Puspitantri.
Istri diplomat muda disebut meminta tolong penjaga kos untuk mengecek kamar nomor 105 yang dihuni korban.
Menurut Anton Charliyan, keterangan istri dari diplomat muda yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban harus diperdalam lagi.
Anton lantas menyinggung kasus pembunuhan Subang yang ternyata pembunuhnya berasal dari orang dekat alias keluarga.
"Saya kira kalau tidak ada latar belakang itu sesuatu yang janggal, tetapi ketika ada latar belakang misalkan seperti yang dikatakan bahwa itu diminta oleh istrinya, kalau diminta oleh istrinya itu juga harus didalami lagi," kata Anton, Minggu (13/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Seperti, mohon maaf, tidak menuduh, masalah pembunuhan Subang kan ternyata (pelaku) adalah dari keluarganya sendiri," imbuhnya.
Menurut Anton, polisi harus mengumpulkan seluruh bukti-bukti dalam kasus diplomat muda tewas ini.
"Makanya ini di samping physical evidence, bukti-bukti mati, bukti-bukti hidup, latar belakang ini harus saling berkelindan erat karena untuk mengungkap satu masalah tidak bisa dari satu sisi," katanya.
"Apalagi ini dikatakan apakah sidik jari itu hanya di lakban saja atau ada di tempat lain kan ini perlu terus-terusan dikumpulkan antara satu bukti dengan satu yang lain," imbuhnya.
Anton sependapat dengan pernyataan eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno yang menyabut bahwa kasus diplomat muda tewas ini kemungkinan 50 persen bunuh diri dan 50 persen pembunuhan.
"Tapi apabila dilihat dari tutupan lakban itu apakah tutupan lakban itu di hidung kan kita juga tidak tahu," ujar Anton.
"Yang jelas itu ada orang lain kemungkinan yang melakukannya, sehingga bisa saja terjadi ini adalah pembunuhan," tuturnya.
Misteri Kasus Kematian Arya Daru: Keluarga Sebut HP Tiba-Tiba Aktif, Polisi Ungkap Perkembangan Baru |
![]() |
---|
Keluarga Ungkap HP Dipilomat Kemlu Arya Daru Aktif Lagi, Begini Respons Polda Metro Jaya |
![]() |
---|
Keluarga Arya Daru Dikirimi 'Amplop Misterius', LPSK Siap Turun Melindungi Bila Ada Unsur Pidana |
![]() |
---|
LPSK Temui Keluarga Arya Daru Bahas Potensi Ancaman Usai Terima Amplop Misterius |
![]() |
---|
Penasihat Kapolri Sebut Kiriman Amplop Cokelat Isi 3 Simbol ke Keluarga Arya Daru sebagai Teror |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.