BUMD Jakarta Terseret Kasus Beras Oplosan, Begini Hasil Uji Lab Sampel Beras Food Station
Kementan membeberkan hasil uji laboratorium terhadap sejumlah merek beras yang diproduksi oleh PT Food Station Tjipinang Jaya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kementerian Pertanian (Kementan) membeberkan hasil uji laboratorium terhadap sejumlah merek beras yang diproduksi oleh PT Food Station Tjipinang Jaya.
Pengujian dilakukan guna memastikan kualitas beras yang diproduksi perusahaan BUMD milik Pemprov DKI Jakarta yang diduga terseret kasus beras oplosan ini.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Moch Arief Cahyono mengatakan, pengujian terhadap sampel beras Food Station ini dilakukan di lima laboratorium berbeda.
Hasilnya, pengujian menunjukkan bahwa sejumlah merek beras, seperti Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramo, dan lainnya tidak memenuhi syarat beras premium sesuai standar yang telah ditetapkan.
“Jika Food Station membutuhkan salinan data hasil laboratorium, silakan menghubungi Satgas Pangan Mabes Polri. Mereka telah memiliki seluruh hasil pengujian dan sedang mendalami temuan ini,” kata Arief dalam keterangannya dikutip Jumat (18/7/2025).
Tak cuma itu, hasil temuan lapangan juga menunjukkan bahwa beras-beras tersebut dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.
Praktik ini pun dinilai merugikan konsumen dan mencederai prinsip Keadilan dalam distribusi pangan.
Sebagai informasi tambahan, BUMD pangan PT Food Station Tjipinang Jaya terseret kasus dugaan beras oplosan yang beredar di pasaran, khususnya di supermarket dan minimarket.

Setidaknya ada tujuh merek merek beras yang diproduksi PT Food Station yang diduga dioplos, yaitu Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food Station, Ramos Premium, Setra Pulen, dan Setra Ramos.
Adapun kasus ini mencuat setelah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap beras oplosan beredar bahkan sampai di rak supermarket dan minimarket.
Beras oplosan itu dikemas seolah-olah premium, tapi kualitas dan kuantitasnya menipu.
Hal ini diungkapkan Mentan Amran berdasarkan hasil investigasi Kementerian Pertanian (Mentan) bersama Satgas Pangan yang menunjukkan 212 merek beras terbukti tidak memenuhi standar mutu, mulai dari berat kemasan, komposisi, hingga label mutu.
Beberapa merek tercatat menawarkan kemasan ‘5 kilogram (kg)’, padahal isinya hanya 4,5 kilogram.
Kemudian, banyak di antaranya mengeklaim beras premium, padahal sebenarnya berkualitas biasa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.