BPS Umumkan Angka Kemiskinan Jakarta 2025 Naik, Simak Angkanya

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka kemiskinan di Jakarta per Maret 2025 naik.

TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
ANGKA KEMISKINAN - Seorang pengunjung Monas tengah difoto berpose seperti menyentuh mahkota emas Monas, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2018). Di Jakarta, angka kemiskinan meningkat 0,14 persen per Maret 2025 berdasarkan rilis BPS pada Jumat (25/7/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka kemiskinan di Jakarta per Maret 2025 naik.

BPS menunjukkan, angka kemiskinan Jakarta terkini mencapai 4,28 persen, alias 464.870 orang.

Jika menghitung prosentase angka kemiskinan dengan jumlah orangnya, maka total warga Jakarta kurang lebih sebanyak 10.863.318 orang.

Angka kemiskinan tersebut naik 0,14 persen dibandingkan dengan data September 2024.

Pada september 2024, angka kemiskinan di Jakarta mencapai 4,14 persen, alias 449.070 orang.

Garis kemiskinan Jakarta turut meningkat menjadi Rp 852.798 per kapita per bulan, naik 6,79 persen dari September 2024.

Artinya biaya hidup minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar di Jakarta meningkat menjadi Rp 852.798 per Maret 2025, dari sebelumnya Rp 798.560 per September 2024.

Kini, jika seseorang memiliki pendapatan di bawah Rp 852.798 per bulan, maka mereka dianggap hidup di bawah garis kemiskinan di Jakarta. 

Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menyebut kenaikan angka kemiskinan di Jakarta dipengaruhi banyak faktor, salah satu di antaranya adalah urbanisasi.

"Ya, memang banyak faktor. Bukan hanya urbanisasi, tapi juga faktor-faktor lain yang boleh jadi terkait dengan kenaikan garis kemiskinan," kata Nurul dalam agenda rilis data statistik sosial-ekonomi di Kantor BPS DKI Jakarta, Jumat (25/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Nurul mengatakan, urbanisasi berperan karena perpindahan penduduk dari daerah ke Jakarta kerap kali tidak diiringi dengan kesiapan ekonomi atau pekerjaan tetap.

“Pendatang baru yang belum memiliki tempat tinggal layak atau akses pekerjaan formal kerap masuk ke dalam kelompok rawan miskin dan menambah beban sosial di wilayah padat penduduk,” kata dia.

Sementara itu, Nurul memaparkan, salah satu penyebab naiknya garis kemiskinan adalah inflasi tinggi yang terjadi sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025.

Bahkan, inflasi DKI pada periode itu tercatat lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Sejumlah komoditas utama yang mendorong inflasi antara lain tarif air minum, sewa rumah, beras, daging sapi, aneka sayuran, serta jasa asisten rumah tangga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved