Warga Kedoya Tolak Lapangan Bola Dijadikan Arena Padel: Pemkot Jakbar Bungkam, DPRD Beri Sorotan
Warga Kedoya Selatan, Jakbar menolak keras jika satu-satunya lapangan sepak bola yang ada di wilayah mereka dijadikan lapangan padel.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK - Warga Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menolak keras jika satu-satunya lapangan sepak bola yang ada di wilayah mereka dijadikan lapangan padel.
Penolakan itu terpampang melalui sejumlah tulisan menggunakan cat dan mural di sepanjang dinding lapangan Kedoya yang berbatasan dengan Jalan Kedoya Pesing.
Pantauan TribunJakarta.com, sejumlah penolakan itu diantaranya tertulis "Warga kami menolak padel", "Rakyat kecil butuh ruang bersenang-senang", "Sepak bola adalah alat perjuangan" hingga tulisan besar "Jangan ambil alih hiburan rakyat".
Menurut keterangan sejumlah warga, mereka mendapatkan informasi bahwa lapangan Kedoya akan dialihfungsikan menjadi arena padel dari pihak Pemkot Jakarta Barat kepada perwakilan warga sekira sepekan lalu.
Namun informasi itu masih sebatas lisan tanpa ada surat pemberitahuan resmi.
Informasi itu pun kemudian dengan cepat tersebar di antara warga hingga akhirnya mereka menyampaikan penolakannya melalui spanduk di lapangan Kedoya.
Spanduk tersebut kemudian dicopot oleh petugas penjaga lapangan. Warga kemudian mengalihkan aspirasinya dengan membuat tulisan dan mural di dinding lapangan yang mengarah ke jalan raya agar lebih banyak yang melihat.
Adapun lapangan Kedoya yang berada di Jalan Pilar Baru RT 04 RW 03 diketahui milik Pemprov DKI Jakarta sebagaimana plang yang terpasang di lokasi.
"Intinya warga pada enggak setuju kalau jadi lapangan padel. Ini kan satu-satunya lapangan sepak bola di wilayah Kedoya Selatan," kata warga bernama Iskandar yang tengah bermain sepak bola di lapangan Kedoya, Jumat (25/7/2025) sore.
Terlebih, tak jauh dari lapangan Kedoya sudah ada lapangan padel. Jaraknya hanya sekira 100 meter dari lokasi.

"Yang main padel itu kan juga bukan warga sini. Sementara ini satu-satunya lapangan bola buat warga olahraga dan mengadakan kegiatan masa mau dijadiin lapangan padel juga," tuturnya.
Hal senada disampaikan Zaenuri. Menurutnya, Jakarta membutuhkan ruang terbuka seperti lapangan sepak bola untuk warga beraktivitas di ruang terbuka.
"Ya saya sebagai warga menolak. Tidak setuju dialih fungsi ke padel. Alasannya sepak bola ini kan olahraga masyarakat, semuanya bisa kumpul di sini," ujarnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, tak ada tanggapan dari Kasudin Pora Jakarta Barat, Eko Pujihariyanto. Ia sama sekali tak merespons pesan yang dikirimkan maupun telepon ke nomor ponselnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.