Kebakaran Pasar Taman Puring
Selidiki Penyebab Kebakaran Pasar Taman Puring, Polisi Tunggu Hasil Pemeriksaan Puslabfor
Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran Pasar Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Ini menjadi cikal bakal pasar informal di area taman seluas ±5.400 meter persegi.
Kemudian, pada 1983, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan sekitar 2.000 meter persegi di kawasan ini untuk menampung pedagang barang bekas sebagai upaya penataan kegiatan ekonomi informal
Saat terjadi krisis moneter pada 1997-1998, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga banyak orang mengambil kesempatan untuk berdagang di Taman Puring.
Namun, izin berjualan hanya diberikan pada Sabtu–Minggu sehingga pasar ini dikenal sebagai "Pasar Tunggu".
Pasar ini terkenal sebagai pasar yang menjual barang hasil tadahan. Para pencuri terbiasa langsung bertransaksi di sana setelah menjarah.
Singkatnya, suasana Taman Puring menjadi seram dan kumuh sampai akhirnya pada 1999, para pedagang dipindahkan ke Kebayoran Lama.
Pada 2002, terjadi kebakaran besar di pasar Taman Puring hingga tak menyisakan sesuatu apa pun.
Akhirnya, pasar ini kembali dibangun sehingga kondisinya lebih modern dengan bangunan dua lantainya.
Kini Pasar Taman Puring difungsikan sebagai sentra barang murah, termasuk sepatu, baju, hingga tas yang disebut memiliki kualitas satu tingkat di bawah original.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.