Kena PHP Calo, 3 Calon ABK Nekat Kabur dari Mes di Muara Baru Jakut: Disekap, Enggak Boleh Keluar

Janji manis untuk bekerja di kapal dengan gaji tetap berubah menjadi mimpi buruk bagi tiga pemuda asal Majalengka, Jawa Barat.

TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
KORBAN PHP CALO - Richi Andrea (20), calon ABK yang disekap di Muara Baru, menceritakan saat dirinya berhasil kabur dari mes penampungan bersama dua temannya. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Janji manis untuk bekerja di kapal dengan gaji tetap berubah menjadi mimpi buruk bagi tiga pemuda asal Majalengka, Jawa Barat.

Mereka memilih kabur dari mes tempat penampungan di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, usai merasa dijebak dan disekap oleh calo anak buah kapal (ABK).

Satu dari mereka, Richi Andrea (20) menceritakan kisah pahitnya.

Mereka sempat dijanjikan bekerja sebagai ABK dengan kontrak empat bulan, tapi malah harus meneken perjanjian kerja satu tahun penuh tanpa kejelasan nasib.

"Jadi nggak sesuai kontrak, kan waktu dari kampung perjanjiannya saya minta yang 4 bulan, tapi dikasihnya satu tahun," kata Richi, Rabu (6/8/2025).

Richi disekap bersama dua temannya yang sama-sama dari Majalengka, yakni Ahmad Syawaludin (17) dan Ryan Hidayat (20).

Lowongan kerja sebagai ABK ini awalnya didapat Ryan lewat Facebook.

Ryan lalu menghubungi akun yang mengunggah iklan lowongan kerja itu dan dari percakapan di Facebook, calo menjanjikan gaji Rp 5-6 juta.

Nyatanya, ketika mereka bertiga sudah berangkat ke Jakarta, pernyataan calo malah berubah.

"Dibilang kamu kontrak satu tahun, nanti kamu gajinya Rp 5 juta, potongan sama calo Rp 2 juta, kan sisa Rp 3 juta ya. Terus nanti buat beli pancing disuruh pakai uang sendiri Rp 6 juta," ungkap Richi.

"Jadi kalian nggak tahu pulang bawa uang, nggak tahu enggak," sambungnya.

Meski sudah tiba dan tinggal di mes, Richi mengaku belum sempat berlayar dengan kapal ikan.

Selama empat hari, ia hanya membantu menyiapkan perbekalan kapal cakalang sambil menunggu kepastian yang tak kunjung datang.

Lebih mengejutkan, menurut Richi, para calon ABK seperti dirinya dilarang keluar dari mes.

Kalaupun ke warung, selalu diawasi.

"Disekapnya di mes. Nggak boleh keluar sama sekali. Kurang lebih empat hari, kalau ke warung diikuti," ucapnya.

Dari belasan penghuni mes, hanya sebagian yang memilih melarikan diri, termasuk Richi dan dua rekannya.

Aksi nekat mereka dilakukan tengah malam dengan cara menyelinap ke belakang mes dan menceburkan diri ke Waduk Pluit pada Sabtu (2/8/2025) lalu.

"Saya bertiga turun ke bawah lewat pinggir, nyemplung ke waduk, kedalamannya seleher. Jam 11 malam kabur, sampai ke rumah bu RT setengah 1 pagi," kata Richi.

Richi dan dua temannya juga nekat kabur karena tak bisa membayar denda Rp 1,8-2 juta yang harus mereka keluarkan jika ingin pulang.

Kini, setelah berhasil kabur, Richi dan dua rekannya berharap bisa pulang ke kampung halaman.

(TribunJakarta)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved