Nganggur Sejak 2007, Single Mom Ini Kritik Gaji Puluhan Juta DPR: Kita Susah, Mereka Hamburkan Uang
Pencari kerja yang menghadiri pameran kerja Jakarta JobFest 2025 menyoroti isu kenaikan gaji anggota DPR.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Pencari kerja yang menghadiri pameran kerja Jakarta JobFest 2025 menyoroti isu kenaikan gaji anggota DPR yang menuai kontroversi publik.
Salah satunya adalah Dona (44), warga Cipinang Muara, Jakarta Timur yang telah menganggur belasan tahun sejak 2007.
Dona mengaku selama ini hidup dari bantuan orangtuanya, sementara ia sendiri merupakan ibu tunggal dengan dua anak.
Tujuannya mendatangi Jakarta JobFest di Jakarta International Velodrome, Pulogadung, Jakarta Timur pada Rabu (20/8/2025) hari ini adalah untuk mencari pekerjaan yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Dona mengaku sudah tak mau lagi bergantung pada orangtuanya.
"Ini mau cari penghasilan sendiri," katanya.
Dona menuturkan, selama bertahun-tahun belakangan dirinya sempat berulangkali mendapat tawaran kerja dari sejumlah pihak diduga calo.
Dona pun enggan mengambil tawaran-tawaran itu lantaran mereka meminta sejumlah biaya administrasi kepadanya.
"Kita kan nyari kerja buat digaji, bukan malah keluar duit," ujarnya.
Lebih lanjut, Dona juga menanggapi isu kenaikan gaji anggota DPR yang belakangan ramai disorot publik, termasuk tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta.
Ia menilai kebijakan tersebut tidak etis di tengah banyaknya warga yang masih kesulitan ekonomi.
"Ya nggak etis lah. Warga kita kan masih banyak yang pengangguran-pengangguran," ucap Dona.
Ia menegaskan, kondisi yang terjadi saat ini adalah di mana masyarakat kecil masih kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Karena itu, ungkap Dona, keputusan menaikkan tunjangan anggota DPR hanya menunjukkan pemborosan uang negara.
"Ya kita juga susah, juga duit juga susah, mereka mah duit dihambur-hamburkan. Makanya kita sulit banget jadinya. Udah nggak etis banget," pungkasnya.
Rakyat Susah, Dewan Nikmati Tunjangan
Sementara itu, Lulu, warga Ciracas, Jakarta Timur, mengaku sudah hampir empat tahun menganggur.
Di usianya yang kini 29 tahun, ia kesulitan menembus syarat perusahaan yang mayoritas membatasi pelamar berusia maksimal 26 hingga 28 tahun.
"Umur saya sudah mau kepala tiga. Hampir semua perusahaan yang saya datangi persyaratannya minimal S1 atau D3, usianya muda, dan pengalaman. Itu yang bikin susah," ujar Lulu.
Dalam dua hari, 19-20 Agustus 2025, JobFest menghadirkan 37 perusahaan dengan sekitar 2.000 lowongan.
Lulu mengaku mendatangi hampir seluruh stan perusahaan, meski kebanyakan hanya membuka perekrutan melalui outsourcing atau pihak ketiga.
Ia menuturkan sudah berulang kali melamar pekerjaan secara daring melalui Jobstreet, LinkedIn, hingga Instagram.
Namun, hingga kini belum sekalipun ada panggilan.
Padahal ia memiliki pengalaman di bidang customer service dan administrasi.
"Belum ada satupun yang nyangkut. Kalau saya sudah nganggur sekitar 4 tahun ini," ucapnya.
Menurut Lulu, lapangan kerja sebenarnya tersedia, tetapi persyaratan yang ditetapkan perusahaan semakin berat.
"Persyaratan umur dan pengalaman jadi kendala. Di daerah saya saja ada anak SMA yang baru lulus di usia 20 tahun. Jadi persyaratan umur itu masih jadi kendala," ucapnya.
Di tengah sulitnya mencari pekerjaan, Lulu juga mengomentari isu kenaikan gaji anggota DPR yang ramai belakangan ini.
Publik sebelumnya menyoroti tunjangan rumah bagi anggota DPR yang nilainya mencapai Rp 50 juta.
"Kalau menurut saya itu lumayan miris. Kita rakyat susah cari kerja. Jangankan tunjangan besar, kita tunjangan kecil saja pajaknya banyak. Kalau bisa perlu diperhatikan lagi rakyat biasa," tegas Lulu.
Ia menilai meski beban kerja anggota DPR berat, kondisi pekerja di perusahaan-perusahaan kecil juga tak kalah menekan.
Bedanya, para pekerja swasta nyaris tidak menikmati fasilitas tunjangan.
"Kalau dibilang masuk akal ya masuk akal saja. Tapi lebih baik uangnya untuk rakyat. Anggota DPR memang pressure-nya tinggi, tapi kita di perusahaan kecil juga ada target dan under pressure. Bedanya gaji kita tanpa tunjangan macam-macam," pungkas dia.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Dasco Singgung Kriteria Calon Wapres saat Rapat Bareng Serikat Rakyat Miskin soal Masalah Agraria |
![]() |
---|
Reaksi Uya Kuya Pertama Kali Datang ke Rumahnya Usai Dijarah, Syok Tahu Piano hingga WC Ikut Diambil |
![]() |
---|
Bedu Gugat Cerai Istri Usai 15 Tahun Nikah, Sempat Nangis Curhat Sepi Job hingga Gagal Jadi DPR |
![]() |
---|
SOSOK Dokter Tan Shot Yen Ahli Gizi Kritik Pedas Menu MBG Burger Sampai Spageti: Oh My God |
![]() |
---|
DPR Temukan Siswa dari Keluarga Mampu Masuk Sekolah Rakyat di Tangsel, Data Penerima Manfaat Disorot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.