Sialnya kami enggak megang rokok sama sekali waktu itu. Posisi tempat mogok pun "strategis", sepi.
Kami berdua sudah tahu kalau tempat kita mogok itu tanjakan Emen..
Ya sudah, salah satu dari kita harus cari warung rokok terdekat, ditambah enggak ada yang tahu tentang mesin mobil..
Sial, temen gue langsung ngeloyor jalan kaki untuk cari warung rokok, sementara gue nunggu di mobil.
Karena udaranya dingin menusuk tulang, gue memutuskan untuk menunggu di dalam mobil, duduk di kursi penumpang bagian depan.
Padahal di sebelah kiri belakang mobil ada sebatang pohon besar yang tergeletak memanjang, sepertinya biasa digunakan sebagai tempat duduk.
Kira-kira sudah 10 menit lewat, teman belum balik juga. Perasaan gue udah enggak enak.
Oh iya, sinyal hape sering hilang di wilayah ini, entah memang blank spot atau apa, saat itu sinyal hape gue juga mati.
Entah kenapa, enggak sengaja gu melirik ke kaca spion sebelah kiri. Degh!
Melalui kaca spion, gue lihat ada seseorang yang duduk sendirian di batang pohon yang gue bilang tadi.
Gue enggak melihat orang itu datang, waktu itu enggak ada penerangan jalan, dan enggak ada mobil lewat, jadi seharusnya gue tahu kalau ada orang datang.
Tapi orang ini tiba-tiba sudah duduk saja di situ.
Dia duduk menghadap jalan, tanpa melirik sedikit pun ke mobil gue yang hanya berjarak beberapa meter di sebelah kirinya,
Gue bingung campur takut, belum berani melihat langsung ke arah orang itu, cuma berani sesekali melirik melalui kaca spion.
Sial, temen gue lama amat lagi.