Penemuan Cacing Pita 10 Meter di Sumut: Karena Konsumsi Daging Babi Mentah dan Belum Ada Obatnya

Penulis: Erik Sinaga
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim FK UISU Medan saat menunjukkan cacing pita, Senin (26/3/2018).(KOMPAS.com/Tigor Munthe)

TRIBUNJAKARTA.COM, SIMALUNGUN- Penemuan kasus cacing pita Taeniasis kembali menyedot perhatian tanah air.

Terbaru, Tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) menemukan kasus endemik penyakit cacing pita mencapai 171 kasus di Nagori (Desa) Dolok, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Berikut adalah rangkuman TribunJakarta terkait penyakit tersebut

1. Bermula Akhir Tahun 2017

Dari kasus itu ditemukan cacing pita sepanjang 10,5 meter. Dokter Umar Zein selaku Ketua Tim Peneliti Cacing Pita FK UISU, Senin (26/3/2018), menyebutkan, penemuan itu bermula pada Oktober 2017 saat ada pasien berobat ke kliniknya.

Cacing pita ditunjukkan tim Fakultas Kedokteran UISU Medan didampingi dr Umar Zein, Senin (26/3/2018).(KOMPAS.com/Tigor Munthe) ()

Pasien itu mengaku saat dia membuang kotoran mengeluarkan potongan-potongan cacing.

Berangkat dari pengakuan itu, Umar Zein mengajak tim dari FK UISU menuju ke lokasi asal pasien tersebut di Nagori Dolok, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, 21 Oktober 2017.

Baca: Anies: Sampai Nanti Malam Alexis Tidak Ada Jawaban, Kita Tindak!

Setelah melakukan penelitian beberapa hari, tim memberikan obat untuk dikonsumsi warga. Lalu, pada 2 November 2017, ditemukan kasus saat seorang warga membuang kotoran, dia mengeluarkan cacing pita sepanjang 10,5 meter.

"Bisa jadi ini merupakan cacing pita terpanjang di dunia," ujar Umar.

Lebih jauh, tim FK UISU menemukan 171 kasus serupa dengan cacing pita yang panjangnya beragam, mulai dari 2 meter hingga 8,6 meter.

"Total yang kami temukan 171 kasus. Ada juga warga yang membuang kotoran yang kemungkinan juga ada cacing pita," kata Umar.

Baca: Ternyata Karena Ini PK Ahok Ditolak, Simak Penjelasan Juru Bicara Mahkamah Agung

Dia memperkirakan, mayoritas warga di enam desa di Kecamatan Silau Kahean juga terkena pengakit cacing pita.

2. Diduga Karena Konsumsi Daging Babi Tidak Matang

Halaman
123

Berita Terkini