Penyebab penyakit ini, menurut Umar, yaitu konsumsi daging babi yang tidak dimasak atau kurang sempurna memasaknya.
"Di sini kan ada makanan khas Simalungun, yakni hinasumba atau holat yang bahan makanannya dari daging babi yang memang tidak dimasak," ujar Umar.
3. Jalin Kerja Sama Linta Kampus
Atas temuan ini, pihak FK UISU melakukan kerja sama dengan tiga universitas asal Jepang.
Selain itu, FK UISI juga bekerja sama dengan empat universitas di Indonesia untuk melakukan penelitian.
Ketiga universitas dari Jepang tersebut adalah Department of Parasitology, Asahikawa Medical University; Laboratory of Veterinary Parasitology, Joint Faculty of Veterinary Medicine Yamaguchi University; dan Center of Human Evolution Modelling Research, Primata Research Institute, Kyoto University.
Baca: Posko Ormas Pemuda Pancasila Bekasi Hangus Dibakar di Pondok Gede
Sementara dari Indonesia, yakni Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali; Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang; Direktorat Pascasarjana Universitas Sari Mutiara, Medan; dan Departemen Farmakologi FK Universitas Methodist Indonesia, Medan.
"Tim telah selesai melakukan pemeriksaan molekuler terhadap empat sampel cacing pita asal Kabupaten Simalungun, termasuk draf artikel ilmiah," kata Umar.
Selanjutnya, artikel tersebut dikirim ke WHO guna melanjutkan penelitian atas penemuan endemi Taeniasis di Kabupaten Simalungun. Sembari menunggu dukungan dari WHO, tim FK UISU akan kembali turun ke lokasi yang sama, di mana pertama kali ditemukan cacing pita di Kecamatan Silau Kahaean.
4. Tidak Ada Obatnya
Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun menyebutkan tidak ada obat cacing pita untuk orang dewasa, menyusul penemuan cacing pita di daerah itu.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Surbabel Saragih, Selasa (27/3/2018) sore.
Baca: Saksi Ungkapkan First Travel Punya Utang Rp 200 Juta kepada Penyedia Peralatan Atribut Umrah
Surbabel mengatakan, jika memang pihak FK UISU Medan menemukan warga menderita penyakit cacing pita di Nagori Dolok, pihaknya tidak memiliki obat untuk penyakit itu.