"Jadi beberapa erupsi hari ini, adalah wujud pelepasan tekanan energi di perut Gunung Agung yang kita sudah amati sebulan terakhir," ujar Devy Kamil Syahbana di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, tadi malam.
Ia menjelaskan, sejak tanggal 28 sampai 29 Juni, Gunung Agung terus mengalami erupsi efusif. Lava mengalir dan mendingin ketika di permukaan kawah.
Permukaan kawah yang disebabkan lava membatu, menyebabkan permukaan kawah jadi keras.
Hal ini menyebabkan magma tertahan dan sulit keluar ke permukaan. Sementara, tekanan suplai magma dari perut gunung terus berusaha keluar ke permukaan.
"Tekanan ini pun terus terakumulasi dan menjadi besar. Jika lapisan penahan dari lava mengeras dan tidak kuat lagi menahan tekanan magma dari bawah, maka terjadilah letusan strombolian seperti yang terjadi malam ini," jelas Devy.
• Cahaya Merah Terlihat Jelas, Ini Video Detik-detik Gunung Agung Erupsi
Devy juga menegaskan, sepengamatan PVMBG lava dan batu pijar terlontar ke segala arah dengan jarak bervariatif mulai dari 500 meter hingga 2.000 meter (2 kilometer) dari kawah Gunung Agung.
Lontaran lava yang sangat panas, menyebabkan kebakaran hutan di sekitar puncak Gunung Agung.
"Dari jam 6 sampai petang kita tidak amati cahaya api atau glow. Itu bukanlah tanda Gunung Agung mulai tenang, justru itu tandanya lapisan di permukaan mengeras dan jika tidak kuat menahan tekanan di bawah, maka terjadi letusan strombolian," ungkapnya.
Kondisi ini pun diprediksi masih terjadi. Kedepannya Gunung Agung masih akan mengalami erupsi efusif berupa aliran lava di permukaan dan eksplosif berupa lontaran lava dan batu pijar.
"Untuk saat ini kita belum lihat kemungkinan akan munculnya awan panas. Karena amplitudo seismik (kegempaan) tidak mengalami peninggkatan berarti. Tapi beberapa hari nanti, strombolian masih mungkin terjadi disertai dentuman," terang Devy Kamil.
Ia pun meminta masyarkat untuk tidak mencoba-coba lagi mendaki Gunung Agung, selama PVMBG masih menetapkan statusnya di Level III atau Siaga.
Masyarkat juga tidak boleh ada yang beraktivitas 4 kilometer dari kawah Gunung Agung.
"Gunung ini masih siaga. Masih memiliki kemungkinan erupsi yang tinggi. Letusan seperti ini memang tidak terus terjadi, kadang kita lengah dan tiba-tiba strombolian seperti saat ini," ungkapnya.
• Kapolres Kota Tangerang Nobar Kemenangan Telak Brasil Atas Meksiko
Sebelumnya, pada 19 Januari 2018 pukul 19.20 Wita, juga pernah terjadi erupsi bersifat strombolian di Gunung Agung, yang ditandai dengan adanya material lava pijar yang dilontarkan ke atas dari kawah hingga ketinggian 1.000-1.500 meter. Terlihat adanya cahaya di puncak Gunung Agung.
Terus Bertambah