TRIBUNJAKARTA.COM - Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD kerap disebut berpindah haluan politik dari mendukung Prabowo ke Jokowi.
Dikutip TribunJakarta.com dari akun YouTube Najwa Shihab, Mahfud MD mendapatkan pertanyaan dari seorang netizen @bony_aslan.
"Cuma mau bertanya sama Prof. Apa alasan utaman Bapak merubah haluan politik Bapak dan apa alasannya? Dan apa perbedaan pandangan politik seorang Prabowo dan Pak Jokowi? Terima kasih," tulisnya.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Mahfud MD menuturkan, "Haluan politik dari mana ya?"
Kemudian, dirinya menjelaskan berpindah haluan politik merupakan hal biasa.
"Dalam politik itu, tidak ada tempat yang abadi. Tidak ada juga kawan atau lawan yang abadi dalam politik," tuturnya.
Bagi dirinya sendiri, mengubah haluan politik itu sudah lama.
• Satu-satunya dari Asia, Emil Dardak Terpilih Harvard University untuk City Leadership Initiative
"Begitu Pak Prabowo kalah di Pilpres 2014 sebagai ketua tim sukses begitu KPU mengumumkan hari itu secara resmi, saya katakan 'Pak tugas saya sudah selesai dan saya tidak ada ikatan apa pun lagi soal Pilpres', itu terakhir kali saya ketemu," bebernya.
Lalu, sejak itu berbeda menurut Mahfud MD.
Kala itu, Prabowo dikatakan ingin mengajukan gugatan ke MK dan Mahfud MD mengaku diajak.
Meski demikian, Ia tak mau ikut serta karena dirinya sebagai mantan hakim ketua MK, ia mengetahui aturannya.
Namun, Ia menyerahkan keputusan kepada Prabowo mau melanjutkan gugatan tersebut atau tidak.
"Lalu diajukan seorang pengacara hebat dari Jawa Timur yang selalu menang di MK bernama Saleh," ungkapnya.
• Berbekal Surat Kematian, Utang Nining kepada Bank Sebesar Rp 35 Juta Dianggap Lunas
Tak disangka, ternyata perkara Saleh menang kala Mahfud MD menjadi hakim MK sehingga dirinya mengetahui rumus dari pengacara tersebut.
"Saleh itu memang menang diperkara MK, tapi saya hakimnya dan dia pemohonnya. Jadi saya tahu rumusnya bagaimana akan kalah dan menang," papar Mahfud.