3. Ancaman lawan
Berbeda dengan pelatih, pemain lawan justru memberikan 'ancaman' kepada Garuda Nusantara.
Gelandang timnas Singapura, Faris Ramli, misalnya.
Ia menyebut taktik mengehentikan Indonesia adalah dengan mematikan pergerakan Evan Dimas.
"Kami telah menyaksikan laga Indonesia lewat video, mereka memiliki kelebihan dan kekurangan," kata Faris dilansir BolaSport.com dari Fox Sport Asia.
"Evan adalah salah satu pemain kunci Indonesia, dia adalah pemain yang selalu mengirimkan umpan berbahaya dan menjembatani serangan.
"Menghentikan Evan adalah rencana kami, tetapi kami juga harus melatih serangan balik agar dapat melukai mereka jika ada kesempatan," ucap pemain klub Malaysia, PKNS itu.
Jauh sebelum bertanding hari ini, Faris Ramli dan Evan Dimas sejatinya merupakan kawan sejak 2012, tepatnya saat keduanya mewakili negara masing-masing di pertandingan Nike "The Chance" Academy.
Evam Dimas dan Faris Ramli juga terbang ke Spanyol bersama-sama dalam event tersebut.
Kala itu Evan Dimas baru berusia 17 tahun dan Faris Ramli sudah 20 tahun.
Kendati mengaku bersahabat dengan Evan Dimas, Faris enggan membawa hubungan tersebut ke atas lapangan dalam laga esok.
"Saya akan menyingkirkan persahabatan kami demi negara. Sejak pertemuan kami di Nike The Chance Academy, kami berdua sama-sama berkembang di klub dan timnas," ujar Faris.
• Komentar Muhammad Ridho Soal Persaingan Kiper Timnas Indonesia
• Jelang Hadapi Singapura, Alberto Goncalves Ungkap Kondisi Internal Timnas Indonesia
• Persaingan Sektor Sayap Timnas Indonesia Ketat, Bima Sakti Belum Putuskan Bakal Turunkan Siapa
4. Asupan ketat para pemain
Sebelum bertanding, pasukan Bima Sakti ini tentu mendapat asupan makanan yang ketat.
Sebab faktor makanan yang dikonsumsi pemain turut menjadi pendukung saat di lapangan.