Juru Bicara Kepala BIN Wawan Hari Purwanto pun menegaskan, tuduhan adanya dendam politik adalah tidak benar, meskipun silih berganti kepemimpinan nasionalnya.
"Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, dengan duduk bersama maka semua bisa teratasi. BIN tidak pernah mempermasalahkan aliansi politik HRS. Itu hak seseorang dan sah-sah saja," ujar Wawan dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Wawan pun menegaskan, BIN tidak terlibat penangkapan Rizieq di Saudi dan tidak ada anggota BIN mengontrak rumah di dekat kontrakan Rizieq untuk memasang bendera maupun mengambil CCTV.
"Semua hanya pandangan sepihak, tuduhan pemasangan bendera Tauhid di tembok juga tidak ada bukti bahwa yang memasang adalah BIN, apalagi memfoto kemudian lapor ke Polisi Saudi," ujarnya.
Menurutnya, BIN justru menghendaki agar masalah cepat selesai dan tuntas, sehingga tidak berkepanjangan dan berakibat pada berkembangnya masalah baru, apalagi di luar negeri, dimana sistem hukum dan pemerintahannya berbeda.
"BIN bertugas melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia termasuk HRS. Tidak benar jika ada anggapan bahwa HRS adalah musuh, semua adalah anak bangsa yang masing-masing memiliki pemikiran yang demokratis yang wajib dilindungi," paparnya.
Saudi adalah negara berdaulat yang tidak bisa diintervensi oleh Indonesia. Wawan menilai, pperasi intelijen di negara lain adalah dilarang, karena bisa dipersona non grata atau dideportasi atau bahkan dijatuhi hukuman sesuai dengan UU yang berlaku di negeri itu.
"Bagi BIN tidak mengenal istilah kriminalisasi, semua warga negara memiliki hak dan kewajiban serta kedudukan yang sama di depan hukum," paparnya.
Wawan juga mengatakan, BIN selalu siap membantu HRS, sebagaimana Kedubes RI juga siap membantu jika HRS dalam kesulitan, termasuk memberikan jaminan atas pelepasan HRS.
"Jadi tuduhan bahwa BIN merekayasa penangkapan HRS oleh Polisi Saudi adalah hoax," ucapnya.
Upaya pemerintah lewat Kemenlu dan Dubes Indonesia di Arab Saudi
Pemerintah Indonesia, lewat Kedutaan Besar Arab Saudi melakukan upaya pendampingan dan komunikasi dengan pemerintahan atau pihak berwenang di Kerjaan Arab agar Habib Rizieq Shihab diberi kemudahan dalam penanganan.
Hal itu diungkapkan Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel dalam program 'Apa Kabar Petang' tvOne yang diunggah di YouTube, Kamis (8/11/2018).
Agus Maftuh Abegebriel memastikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) akan memberikan perlindungan kepada WNI yang ada di Arab Saudi, termasuk Habib Rizieq Shihab (HRS).
"Pada prinsipnya kami KBRI Riyadh dan KBRI Jeddah akan memberikan perlindungan, pengayoman dan bantuan kepada saudara-saudara kami, para ekspatriat Indonesia yang di Arab Saudi. Termasuk dalam hal ini Habib Rizieq Shihab," ujar dia.