Pilpres 2019

Jokowi Ingin Tabok Orang yang Sebut Dirinya PKI, Gerindra: Tanda-tanda Kekalahan Terlihat

Penulis: Erlina Fury Santika
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat meninjau pameran lomba foto pembangunan infrastruktur yang ada di seluruh Indonesia di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (27/8/2017). Lomba yang diselenggarakan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengusung tema Di Darat, Laut, dan Udara Infrastruktur Kita Bangun.

Terkait ramainya isu Jokowi-PKI, Jokowi juga sempat diminta 'tes DNA' untuk membuktikan dirinya bukan sebagai anggota PKI.

Hal tersebut pernah disampaikan Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem), Syafti Hidayat.

Pernyataan tersebut sempat viral dan menjadi candaan di media sosial.

Faldo Maldini menyebut Presiden tak perlu tes DNA.

Jokowi hanya perlu fokus untuk merampungkan pekerjaannya saja.

"Kalau terkait PKI, saya rasa Pak Jokowi nggak perlu tes DNA lah. Fokus aja kerja. Defisit BPJS, dolar yang makin lemah, janji yang tak ditepati. Fokus aja ke sana," ujar Faldo Maldini.

Faldo Maldini meminta untuk mengembalikan pemilu ke arah yang lebih sehat.

Bantah Tudingan Gerindra, Data Pertanian Era Jokowi Justru Dibenahi

Elite Diancam Dukung Prabowo-Sandiaga: PDIP Sebut Mengada-ada, JK Minta Dibeberkan dan Pembelaan PKS

Elite Diancam Dukung Prabowo-Sandi: PDIP Sebut Mengada-ada, JK Minta Dibeberkan Hingga Pembelaan PKS

"Menurut kami, mari kita kembalikan pemilu ini ke arah yang lebih baik dan mendidik," pinta kader muda Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

Lebih lanjut, Faldo Maldini menyebut pihaknya kerap berbaik sangka terhadap beberapa pernyataan yang dikeluarkan kubu Jokowi.

"Kita jujur aja, kita cukup berkhusnudzon loh sama statement-statement petahana. Ketika Pak Kiai bilang difabel dan buta, kita bilang 'oh tahan, tahan, mungkin ada maksud lainnya'."

"Ketika mereka bilang genderuwo, kita benerin definisinya apa. Di kosmologi dan filosofi Jawa, dipahami lagi genderuwo itu apa."

"Tentang masalah tabok-tabok ini, mungkin kita berkhusnudzon 'lagi panik' gitu," ujarnya sambil menengok ke arah Andre Rosiade.

Ia menjelaskan publik sudah jengah dengan sebutan-sebutan satire tersebut.

"Nah oleh karena itu, kami menginginkan pemilu-pemilu yang sangat mendidik, sudahlah masyarakat juga sudah jengah melihat yang kayak gini gitu. Sontoloyo, genderuwo dan macem-macem," tukasnya.

Ia meyakini, sikap pemimpin itu merepresentasikan rakyatnya.

"Pemimpin itu representasi dari rakyatnya. Kalau pemimpin udah ngajak kelahi, udah ngomong tabok, jangan salahin orang-orang bunuh-bunuhan karena Pilpres ini," terang Faldo Maldini. (TribunJakarta.com/Kompas.com Fabian Januarius Kuwado)

Video bisa disaksikan di sini:

Berita Terkini