Kabar Artis

Ragukan Harga Cincin Rp9 Miliar Hotman Paris, Sudjiwo Tedjo: Zaman Hoax Jangan Langsung Percaya

Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Ilusi Insiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan Sudjiwo Tedjo

Sempat singgung sabda raja

Sudjiwo Tedjo sempat menyinggung Sabdo Pandito Ratu sehari setelah Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto menggelar konpers soal Ba'asyir di kantornya, Kemenkopolhukam, Senin (21/1/2019).

Apa sebenarnya yang ingn disampaikan Sudjiwo Tedjo dengan Sabdo Pandito Ratu? Cuitannya bisa jadi tak jauh menyoal pembebasan Ba'asyir.

Menurut Wiranto, pembebasan Ba'asyir masih perlu dipertimbangkan dari banyak aspek.

"Seperti aspek ideologi Pancasila, NKRI, hukum dan lain sebagainya," kata Wiranto membaca naskah siaran persnya kemarin.

Keluarga Ba'asyir telah mengajukan permintaan pembebasan sejak 2017 karena kesehatannya pun semakin memburuk.

Presiden Jokowi, lanjut Wiranto, sangat memahami permintaan keluarga tersebut.

"Oleh karena itu Presiden memerintahkan kepada pejabat terkait untuk segera melakukan kajian secara lebih mendalam dan komprehensif guna merespons permintaan tersebut," ujar Wiranto.

Setelah Wiranto selesai membacakan naskah siaran pers, wartawan meminta ketegasan soal apakah pemerintah jadi membebaskan Ba'asyir atau tidak.

"Kamu dengarkan enggak penjelasan saya?" tanya Wiranto lalu melanjutkan, "Jangan berdebat dengan saya. Tapi inilah penjelasan resmi, setelah saya melakukan kajian, rapat koordinasi bersama terkait."

Dalam cuitannya Sudjiwo Tedjo hanya memperlihatkan tanya jawab Punakawan antara Gareng, Petruk, Bagong dan Semar soal Sabdo Pandito Ratu, mudahnya sabda raja, pemimpin.

"Gareng-Petruk-Bagong: Semar, jelaskan pada kami makna Sabdo Pandito Ratu.

Semar: Sabdo Pandito Ratu maknanya, pemimpin kalau bersabda harus final, sekali jadi, karena sudah melalui kajian yang berulang-ulang dari segenap bidang dan jajarannya," cuit Sudjiwo Tedjo.

Cuitan Sudjiwo Tedjo tentang Sabdo Pandito Ratu kemudian ditanggapi Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini ikut menyinggung suluk Sudjiwo Tedjo selaku Ki Dalang.

"Dan biasanya Ki Dalang masih sama suluknya, yaitu :”Sabdo Pandito Ratu, Tan Keno Wolawali”, antara lain krn :”Ajining diri dumunung aneng lathi”. Betul kan Ki Semar?" cuit politikus PKS ini.

Sabdo Pandito Ratu, Tan Keno Wolawali kurang lebih artinya ucapan pendeta atau raja, tidak boleh diulang.

Sedangkan ungkapan Ajining diri dumunung aneng lathi dapat diartikan kepribadian yang murni tercermin dalam ucapannya.

Tak jelas, apakah Hidayat Nur Wahid betul-betul bertanya kepada Sudjiwo Tedjo soal ini atau ingin mengkonfirmasi tindakan etis seorang pemimpin atas ucapannya menurut Semar. (TribunJakarta.com/Kompas.com/Tribunnews.com)

Berita Terkini