Pilpres 2019

Sudjiwo Tedjo Singgung Doa dan Pilpres: Tanpa Usaha Kita Nonharga, Tapi Hasil Kumaha' Tuhan Atuh

Penulis: Yogi Gustaman
Editor: Ilusi Insiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tedjo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). Dalam deklarasinya, Sujiwo Tejo menyampaikan perkembangan budaya di era modern.

Awalnya Taj Yasin Maimoen mengaku sudah beberapa kali membaca puisi 'Doa yang Ditukar'.

Ia lantas menerangkan kata 'kau' adalah hal yang paling diperdebatkan dalam puisi tersebut.

Hal itu dikatakan Taj Yasin Maimoen saat menjadi narasumber di Kompas TV, pada Rabu (6/2/2019).

TONTON JUGA

"Sudah membaca beberapa kali, di sini yang diperdebatkan kata 'kau'," ucap Taj Yasin Maimoen.

Taj Yasin Maimoen menyebut meski Fadli Zon telah mengklarifikasi bahwa kata 'kau' tak ditujukan untuk KH Maimoen Zubair, namun ia tetap menyayangkan tingkah politikus Partai Gerindra itu.

"Kau itu siapa? Okelah kalau kau itu bisa dikembalikan kebeberapa orang memang," kata Taj Yasin Maimoen.

"Tidak menyebutkkan nama, dan Mas Fadli juga kan sudah klarifikasi bukan ditujukan untuk Kiai Maimoen,"

"Tetapi yang perlu saya sayangkan, Mas Fadli kenapa sih bikin seperti ini," tambahnya.

Menurut Taj Yasin Maimoen tingkah Fadli Zon yang membuat puisi 'Doa yang Ditukar' telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Taj Yasin Maimoen mengatakan seharusnya sebagai seorang tokoh Fadli Zon dapat memberikan contoh yang baik.

"Bikin gaduh, dia itu tokoh loh, dia itu publik figure yang mestinya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat," jelas Taj Yasin Maimoen.

"Tidak menimbulkan kirausan bahkan kemarahan," tambahnya.

Taj Yasin Maimoen mengaku seusai puisi tersebut ramai diperbicangkan, banyak santri di pesantren KH Maimoen Zubair marah.

"Dan sekarang banyak para santri Kiai Maimoen yang marah atas puisi ini," ujar Taj Yasin Maimoen.

Halaman
1234

Berita Terkini