Pilpres 2019

Sudjiwo Tedjo Singgung Doa dan Pilpres: Tanpa Usaha Kita Nonharga, Tapi Hasil Kumaha' Tuhan Atuh

Penulis: Yogi Gustaman
Editor: Ilusi Insiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tedjo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). Dalam deklarasinya, Sujiwo Tejo menyampaikan perkembangan budaya di era modern.

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Kontestasi politik begitu dinamis, sampai-sampai doa KH Maimun Zubair atau Mbah Moen yang salah ucap nama Jokowi menjadi Prabowo ditanggapi.

Politikus Gerindra, Fadli Zon, sampai membuat puisi berjudul Doa yang Ditukar.

Belakangan puisi ini menjadi kontroversi, elite dan akar rumput kalangan Nahdliyin menghujat Fadli Zon.

Budayawan Sudjiwo Tedjo turut mencuitkan soal doa dan Tuhan.

Hampir di setiap kontestasi pemilihan, doa tokoh agama kerap diburu para kontestan.

Namun, ia mengingatkan berdoa boleh dilakukan siapa saja, tapi kewenangan mengabulkan atau tidak hanya hak prerogatif Tuhan.

"Orang bisa berdoa A menang (atau B). Bebas. Toh yang akan menang hanyalah yang Tuhan kehendaki.

“Berarti percuma dong berdoa, Mbah!!?”

Lho, penanya kayak gitu kok mau bernegara

Doa ~ Usaha. Ini soal martabat/harga diri. Tanpa usaha, kita nonharga. Tp hasil kumaha’ Tuhan atuh," cuit Sudjiwo Tedjo di akun Twitternya pada Minggu (10/2/2019).

Polemik puisi Fadli Zon

Puisi Doa yang Ditukar karya Fadli Zon menuai polemik belakangan ini.

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menanyakan sosok yang disebut 'kau' dalam pada puisi tersebut.

Hal itu disampaikan Lukman Hakim Saifuddin melalui akun Twitternya @lukmansaifuddin, Selasa (5/2/2019).

Putra Mbah Moeh, Taj Yasin Maimoen, akhirnya buka suara.

Halaman
1234

Berita Terkini