Saat itu, kata IR, Kivlan Zen menunjukkan foto dan alamat pimpinan lembaga survei yang tidak lain adalah Yunarto Wijaya.
“Pak Kivlan berkata kepada saya coba cek alamat ini nanti kamu foto dan video kan,” ucap IR.
IR pun dibekali uang Rp 5 juta oleh Kivlan Zen.
“Saya dikasih uang operasional Rp 5 juta,” ucapnya.
“Beliau berkata kalau ada yang bisa eksekusi, nanti saya jamin anak dan istinya serta liburan keman pun,” sambungnya.
Keesokan harinya, lanjut IR, ia bersama temannya, Yusuf mengecek alamat yang diberikan Kivlan Zen.
Di lokasi, IR merekam suasana kediaman Yunarto Wijaya.
"Sesampai di sana, dengan HP Yusuf, kami foto dan video alamat Pak Yunarto."
"Setelah itu, dari HP Yusuf, foto dan video dikirim ke HP saya dan saya kirim ke Armi. Armi menjawab, 'Ok, mantap,'” katanya.
IR tak sekali memantau kediaman Yunarto Wijaya.
Ia mengaku kembali ke kawasan kediaman Yunarto bersama Yusuf.
“Setelah itu, seperti biasa, kami foto dan video lewat HP Yusuf dan dikirimkan ke Armi."
"Tapi, Armi tidak pernah menjawab lagi. Saya dan Yusuf kembali pulang dan sesampai di pos, kami memutuskan mungkin sudah selesai tugas kita."
• Warga Heran Ketika Lihat Terduga Teroris Pindahan Hanya Bawa Kipas Angin
• Aksi Panjat Atap Pembobol Minimarket Asal Koja Berakhir di Bui
• Download Lagu Lily - Alan Walker, Emelie Hollow, K-391 MP3, Berikut Video dan Liriknya
• Siap Beroperasi 21 Juni, Dirut LRT Jakarta Keluhkan Izin yang Belum Keluar dari Pemprov DKI
"Sisa uang yang dikasih untuk operasional, kami bagi-bagi." Terangnya.
Sementara itu diwartakan Kompas.com, Polri merilis peran tersangka Kivlan Zen dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan pembunuhan berencana terhadap 5 tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.