Andono menyebut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menawarkan kepada pemerintah DKI untuk dilakukan modifikasi cuaca dengan hujan buatan.
Sementara itu, Kepala BPPT RI Hammam Riza melalui akun Instagram-nya menyampaikan ada tiga skenario hujan buatan, yakni penyemaian awan, penghilangan lapisan inversi, dan penyemprotan air baik dengan pesawat atau dari darat.
"Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT berkoordinasi dengan pemerintah DKI Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), TNI Angkutan Udara, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia untuk menciptakan kondisi udara Jakarta membaik," ujarnya.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta memperkirakan udara Jakarta akan semakin memburuk dalam tiga bulan ke depan.
Dalam tiga bulan tersebut Jakarta akan masuk dalam periode el nino.
"Tiga bulan ke depan akan panas terus enggak ada hujan. Dari BMKG kalau panas kayak begini jadi partikel-partikel yang dihasilkan aktivitas di kota ini akhirnya akan udah nutup membentuk lapisan di atmosfer," ucap Andono.
Adanya lapisan tersebut, lanjutnya, membuat pencemaran yang terjadi akan tetap bertahan di atmosfer karena tidak adanya air hujan.
Sebenarnya polusi yang dihasilkan di Jakarta sama ketika musim kemarau maupun musim hujan.
Namun ketika musim hujan lapisan atmosfer yang berasal dari partikel penyebab polusi bisa dibersihkan atau dicuci oleh air hujan. (TribunTravel/Tribunnews/KOMPAS.com/Ryana Aryadita Umasugi)