Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - 10 anggota Brimob mengeroyok dua orang warga di Kampung Bali, Jakarta Pusat, saat aksi massa 21-22 Mei 2019 silam.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo membeberkan pemicu terjadinya pengeyorokan tersebut.
Hal itu disampaikan Dedi Prasetyo saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Jumat (5/7/2019).
Dedi Prasetyo menegaskan peristiwa pengeroyakan tersebut terjadi secara spontan.
"Kejadian yang di Kampung Bali ini berawal tindakan spontanitas yang dilakukan oleh anggota Porli dari Polda," kata Dedi Prasetyo dikutip TribunJakarta.com dari tayangan langsung Kompas TV.
Ia menjelaskan 10 Brimob tersebut terpancing melakukan pengeroyokan karena melihat komandan kompi mereka terkena panah beracun milik warga.
Namun panah beracun tak mengenai langsung, dan hanya menancap di bodyvest sang komandan.
"Melakukan lakukan secara spontan dipicu dari ada komandan kompinya dipanah," ujar Dedi Prasetyo.
• Emosi Bahas Sikap Rey Utami dan Pablo Benua, Astrid Tiar Pukul Meja: Apa Enggak Dididik Orangtuanya?
• Dikritik Rayakan Ultah Putranya, Ustaz Yusuf Mansur Bagikan Kisah Masa Lalu: Saya Rayakan Kesusahan
TONTON JUGA
"Terkena panah beracun namun karena yang bersangkutan pakai bodyvest maka tidak kena, nancap di bodyvestnya," tambahnya.
10 anggota Brimob itu sontak melakukan pencarian terhadap pelaku yang memanah komandan kompi mereka.
"Melihat komandannya di serang, maka secara spontan anggota tersebut melakukan pencarian siapa yang melakukan hal tersebut," jelas Dedi Prasetyo.
Mereka lantas berhasil menemukan pelaku pemanahan tersebut, yakni Andri Bibir dan Markus.
"Pelakunya adalah Andi bibir dan saudara Markus," ucap Dedi Prasetyo.
• Diberikan Hadiah Ultah Ini oleh Nicholas Sean, Ahok BTP Tertawa: Supaya Saya Kelihatan Lebih Muda
• Ahok Diperlakukan Begini Saat Datangi Stasiun MRT, Sang Putra Ngeluh: Sulit Jalan dengan Pria Ini