TRIBUNJAKARTA.COM, KOTA BATU - Adin Hidayat duduk di depan rumah kontrakannya, menatap sisa-sisa kayu atap rumah berkelir jingga yang gosong terbakar.
Ia tak lagi bisa menyaksikan anak-anak Abdullah dan Herlina yang sering berlarian di depan rumah kontrakannya pada Rabu (24/7/2019) pagi dan selamanya.
Keempat anak tetangganya itu pada Selasa (23/7/2019) malam terjebak di rumah yang terbakar dan nyawanya tak bisa diselamatkan.
"Kebetulan samping rumah ini juga ada anak kecil, jadi sering main di depan rumah," ungkap Adin ketika mengenang anak-anak Abdullah dan Herlina.
Teriakan minta tolong
Beberapa jam sebelum kejadian, Adin Hidayat dan delapan temannya belum lama memejamkan mata, selepas menempuh 14 jam perjalanan dari Ciamis, Jawa Barat.
Lampu rumah warga padam ketika Adin tiba ke kosannya di Jalan Hasanuddin, Desa Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.
Tiba-tiba ia dan teman-temannya terbangun, mendengar seorang perempuan minta tolong dari belakang kontrakan.
Jam menunjukkan pukul 21.30 WIB, tapi lidah api sudah berkobar hebat dari rumah nomor 37 yang dikontrak sudah dua tahun oleh Abdullah dan Herlina.
"Ada teriakan minta tolong dari ibu depan rumah," cerita Adin kepada Surya Malang.
Malam itu sekuat tenaga Herlina meminta tolong karena empat anaknya yang masih kecil-kecil terperangkap di dalam rumah, sementara api terus membesar.
Adin dan teman-temannya panik, mereka mencari ember sampai mematahkan keran air untuk memadamkan api selekas mungkin.
Langit-langit dari bambu di rumah belakang Adin patahkan agar api tak menjalar ke rumah sebelahnya.
Malam itu Adin hanya melihat Herlina menggendong dua anaknya yang masih kecil, tapi tidak Abdullah.
Selang kemudian, Abdullah keluar rumah dan mendatangi Adin, meminjam ponsel temannya untuk menghubungi keluarga atau saudaranya.