Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN - Sambil menenteng puluhan tasbih di lengannya, Rudi (38) berjalan meraba menuju tenda PKL yang ada di seberang Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Para warga yang sedang menyantap aneka hidangan di tempat itu menjadi harapan penyandang tuna netra ini untuk mendapatkan rezeki.
Ia menawarkan tasbih yang ditentengnya kepada satu per satu orang di tempat ini.
"Harganya Rp 10.000 saja," kata Rudi memberitahu harga dagangannya kepada calon pembeli yang menawar, Sabtu (21/9/2019).
Rudi mengatakan, sudah sekitar lima tahun ini berjualan tasbih.
Ia mengaku memilih berjualan tasbih karena dirasa lebih tenang lantaran bisa sambil berzikir selama mencari nafkah.
"Dulu pernah jualan kerupuk seperti teman-teman kebanyakan, tapi setelah coba ke tasbih, saya merasa lebih tenang karena sambil ibadah," kata Rudi kepada TribunJakarta.com.
• Lupa Cabut Kunci saat Parkir, Ahmad Hampir Menangis Ketika Motornya Hilang, Pelakunya 3 Siswa SD
• Cerita Lieus, Penghuni Rumah Reyot di Tengah Megahnya Apartemen Thamrin Executive Residence
Rudi berdagang setiap harinya pada malam hari di tenda PKL seberang TMP Kalibata.
Seorang diri, ia harus menggunakan angkot dari rumahnya di Pasar Minggu menuju ke tempat ini.
"Kalau siang itu panas, jadi saya pilih malam aja dagangnya. Dari habis Maghrib sampai jam 10 malam," ucapnya.
Rudi memahami bahwa berjualan tasbih seperti ini tak setiap hari dagangannya laris.
Sudah bisa menjual 10 tasbih dalam semalam saja, ia sudah begitu bersyukur.
Terkadang, ia merasakan ada juga pembeli membeli dagangannya hanya karena kasihan dengan kondisi fisiknya.
"Tapi enggak apa-apa, yang penting semoga nanti tasbihnya dia pakai buat zikir, kan jadi pahala buat saya," ujar bapak satu anak ini.