Penangkapan Terduga Teroris

Warga Bambu Larangan Cengkareng Sebut Terduga Teroris TH Sosok Tertutup

Penulis: Elga Hikari Putra
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tempat tinggal orangtua TH di RT 01 RW 05, Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Warga Jalan Bambu Larangan RT 01 RW 05, Cengkareng, Jakarta Barat dikejutkan dengan keberadaan Densus 88 Antiteror di wilayahnya pada, Jumat (11/10/2019) kemarin.

Mereka tak menduga polisi datang untuk menggeledah rumah salah satu warga yang diduga terlibat dalam kelompok teroris.

Menurut salah satu warga, Tatang (40) jumlah polisi yang datang kemarin cukup banyak.

Bahkan, Jalan Bambu Larangan sempat ditutup saat Densus 88 menggeledah rumah kontrakan orangtua Taufik Hidayat alias TH (20) yang berada di gang sebelah Musala Nur Jannah.

"Pas kemarin banyak polisinya. Ada yang bawa senjata lengkap juga, orang jalanan sampai ditutup pas penggeledahan itu," kata Tatang, Sabtu (12/10/2019).

Kendati TH telah tinggal cukup lama di wilayah itu bersama ayah dan dua adiknya, Tatang menyebut tak terlalu mengenal TH.

Ia menyebut TH sebagai pribadi yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Ya sebatas tahu aja, tapi kalau ngobrol enggak pernah karena enggak pernah ngumpul sama warga," katanya.

Ayah TH, Yuspian (49) mengakui kalau anaknya tertutup di lingkungan sekitar.

"Saya sudah empat tahun ngontrak di rumah ini, sebelumnya pindah-pindah tapi masih di wilayah sini juga. Taufik itu emang tertutup sama warga lingkungan sini," kata Yuspian.

Yuspian menyebut sang anak lebih banyak bergaul dengan bekas teman sekolahnya.

"Biasanya itu teman sekolahnya, ada satu dua yang kesini cariin Taufik. Dia mainnya diluar enggak pernah main disini," katanya.

Diberitakan sebelumnya, dalam penggeledahan di rumah kontrakan orangtua TH, polisi mengamankan beberapa barang diantaranya bendera serta buku dan catatan yang diduga tentang jihad dan paham radikal.

Sang ayah tak tahu lokasi anaknya ditangkap, polisi amankan ini

Yuspian (49) ayahanda TH terduga teroris yang beralamat di RT 01 RW 05, Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat. (TRIBUNJAKARTA.COM/ EGA ALFREDA)

Pihak keluarga membenarkan bahwa Taufik Hidayat alias TH (20) diamankan tim Densus 88 Antiteror Polri.

Namun, ayah Taufik, Yuspian (49) tak mengetahui dimana lokasi ditangkapnya Taufik yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme.

Dikatakannya, saat rumah kontrakannya di RT 01 RW 05, Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat didatangi sejumlah petugas Densus 88 pada Jumat (11/10/2019) siang, mereka tak membawa TH.

"Saya enggak tahu dia ditangkapnya dimana, apa di tempat kerjaannya apa di kostannya dia karena kan dia juga ngekost sama teman-temannya, pokoknya pas polisi kesini enggak bawa Taufik," kata Yuspian ditemui TribunJakarta.com, di rumahnya Sabtu (12/10/2019).

 • Densus 88 Amankan Seorang Terduga Teroris di Bambu Larangan Cengkareng

Amankan Bendera dan Buku Jihad

Saat polisi datang ke rumah kontrakan, mereka ditemui oleh anak keduanya lantaran Yuspian sedang berkeliling berjualan perabotan.

Yuspian baru pulang ke rumah sekitar Pukul 11.00 WIB, saat sejumlah petugas Densus 88 telah mengepung tempat tinggalnya.

Bahkan Jalan Bambu Larangan di depan gang rumahnya sempat disterilkan. 

Beberapa petugas Densus bersenjata lengkap dan polisi berpakaian preman mengamankan di sekitar rumah kontrakannya.

• Bayi Malang Ditinggal di Warteg Kawasan Cengkareng dalam Kondisi Demam Tinggi

Yuspian mengatakan tim Densus 88 datang untuk mencari beberapa barang bukti keterlibatan TH dalam jaringan terorisme.

Sekitar 1 jam polisi berada di rumahnya atau sebelum waktu Salat Jumat.

Yuspian mengatakan polisi membawa sebuah bendera dan buku panduan jihad serta beberapa catatan terkait ISIS yang diamankan dari lemari milik TH.

"Polisi yang masuk ke dalam itu berpakaian bebas ada empat orang. Mereka bawa bendera dan buku dari lemari Taufik," kata Yuspian.

Kendati tak pernah membaca buku tersebut, Yuspian menyebut cover buku tersebut tentang tata cara jihad.

• Ular Sanca 3,5 Meter Ditangkap Saat Akan Naik ke Perahu Petugas di Tengah Kali Pesakih Cengkareng

"Kayak buku jihad gitu tebel bukunya. Saya atau adiknya enggak pernah baca, cuma dia aja yang baca. Kalau dulu tiap hari baca, tapi kalau sekarang karena udah kerja enggak tiap hari," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, TH diduga terlibat dalam kelompok media sosial yang mendukung ISIS atau Daulah dan diduga berbaiat kepada Al Baghdadi bersama dengan kelompok Abu Zee.

Kemudian, TH juga diduga mengikuti idad di Taman dan Lapangan perumahan Puri Cendana serta diduga mengetahui perencanaan aksi amaliyah yang dilakukan kelompok Abu Zee.

Berubah setelah baca buku tentang jihad

Yuspian (49) menyebut perilaku anak pertamanya, Taufik Hidayat alias TH (20) mulai berubah sejak masih bersekolah SMK pada Tahun 2015.

Hal tersebut semenjak TH memiliki bendera dan buku panduan jihad yang diduga berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.

Kedua benda itu pun telah disita tim Densus 88 Antiteror Polri sebagai barang bukti saat menggeledah tempat tinggal Yuspian di RT 01 RW 05 Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat (11/10/2019).

"Dia punya bendera sama buku itu dari pas SMK kelas I Tahun 2015. Kalau benderanya disimpan aja di lemari enggak pernah dibawa-bawa, tapi kalau bukunya dulu sering dia baca," kata Yuspian saat berbincang dengan TribunJakarta.com di rumahnya, Sabtu (12/10/2019).

Sempat Dilarang

Kendati hanya melihat dari sampulnya, Yuspian sempat meminta TH tak mempelajari buku tersebut.

Sebab, ia takut bahwa buku yang dipelajari TH akan membuat sang anak terpapar paham radikal, seperti yang ia ketahui dari pemberitaan.

Namun bukannya menurut, TH disebutnya malah membangkang.

"Waktu itu sudah pernah saya larang, kayanya tulisan kayak gini dilarang, tapi sama dia masih disimpan aja itu. Jadi kalau kita bilangin itu malah galakan dia," kata Yuspian.

Yuspian sendiri tak mengetahui dari mana sang anak mendapatkan buku tersebut.

Sebab, sang anak selalu menghindar bila ditanyakan terkait buku-buku bacaannya.

"Bahkan hapenya dia itu enggak boleh ada yang pegang selain dia, kalau dipegang adiknya aja dia langsung marah," kata Yuspian.

Berita Terkini