Ketika ada konsumen lain yang datang, ia langsung mengucapkan beberapa kata yang tak terdengar jelas.
Komunikasinya menggunakan tangan yang terus menunjuk ke arah mulut.
Jika konsumennya orang baru, Lambang akan mememberi isyarat bahwa dirinya tak bisa berkomunikasi.
Lambang kemudian meminta konsumen untuk menulis atau mengetik di handphone perihal keluhan pada kendaraannya.
Sembari, Lambang menatap mimik mulut komsumennya untuk membaca apa yang diucapkan.
Lain halnya bagi konsumen yang sudah mengatahui kekurangan Lambang, mereka sudah membawa catatan dari rumah.
Denni contohnya. Ia sudah sering bolak-balik ke bengkel milik Lambang ketika motornya rusak atau sekadar untuk meminjam beberapa kunci saja.
"Saya sudah tahu kalau yang punya seperti itu. Ya paling di tulis aja kalau mau minta tolong."
"Nanti kalau bayarnya dia kasih isyarat ke kita atau pakai tulisan juga," jelas Denni.
Dalam sehari, penghasilan Lambang tak pernah menentu.
Jika yang datang sepi, maka penghasilan hariannya bisa dibawah Rp 100 ribu.
Anak Terlahir Normal
Kendati terlahir dengan kekurangan, Lambang merasa bersyukur.
Pasalnya ia sudah menemukan belahan jiwanya bernama Aprilia Deewi (34).
"Ketemu istri saya pas lagi main ke rumah kakak kelas saya, Nanang, di Setu, Jakarta Timur," terang Lambang melalui catatan di handphone.